Berapa Biaya yang Dibutuhkan Perusahaan Raih PROPER Biru?

Berapa Biaya yang Dibutuhkan Perusahaan Raih PROPER Biru?

Pengelolaan lingkungan dan partisipasi dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Lingkungan (PROPER) biru merupakan langkah positif dalam upaya pelestarian lingkungan dan keberlanjutan bisnis. Namun, tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan dalam implementasi PROPER biru adalah komitmen dana yang tinggi. Untuk mencapai peringkat PROPER biru, perusahaan perlu melakukan investasi besar dalam teknologi dan praktik yang ramah lingkungan.

Berikut adalah perkiraan biaya pengeluaran yang mungkin diperlukan oleh perusahaan dalam rangka mencapai standar PROPER biru:

  1. Teknologi Ramah Lingkungan: Implementasi teknologi yang lebih bersih dan efisien dapat menjadi bagian integral dari upaya PROPER biru. Investasi dalam peralatan yang lebih efisien energi, pengelolaan limbah yang lebih baik, dan sistem pemantauan lingkungan mungkin memerlukan dana yang signifikan.
  2. Pelatihan Karyawan: Perusahaan perlu melibatkan karyawan dalam perubahan menuju praktik yang berkelanjutan. Ini melibatkan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengadopsi perubahan tersebut.
  3. Sertifikasi dan Audit Lingkungan: Untuk memastikan kepatuhan terhadap standar PROPER biru, perusahaan mungkin perlu menjalani sertifikasi dan audit lingkungan secara berkala. Proses ini juga melibatkan biaya administrasi dan pendaftaran.
  4. Penelitian dan Pengembangan: Perusahaan dapat menghadapi biaya penelitian dan pengembangan untuk mengidentifikasi inovasi baru yang mendukung praktik bisnis yang lebih berkelanjutan.
  5. Pemeliharaan Rutin dan Perbaikan: Perusahaan perlu menganggarkan dana untuk pemeliharaan rutin dan perbaikan peralatan agar tetap efisien dan ramah lingkungan sepanjang waktu.

Biaya Langsung Pengelolaan Lingkungan

1. Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL)

Biaya pembangunan:

  • IPAL skala kecil (kapasitas 1-10 m3/hari): Rp100 juta – Rp500 juta
  • IPAL skala menengah (kapasitas 10-100 m3/hari): Rp500 juta – Rp2 miliar
  • IPAL skala besar (kapasitas >100 m3/hari): >Rp2 miliar

Biaya operasi dan pemeliharaan (OPM):

  • Biaya energi: Rp100 juta – Rp500 juta per tahun
  • Biaya bahan kimia: Rp50 juta – Rp200 juta per tahun
  • Biaya tenaga kerja: Rp100 juta – Rp300 juta per tahun
  • Biaya pemeliharaan: Rp50 juta – Rp200 juta per tahun

Contoh:

Sebuah pabrik tekstil dengan kapasitas produksi 100 ton per hari membutuhkan IPAL dengan kapasitas 100 m3/hari. Biaya pembangunan IPAL diperkirakan mencapai Rp1 miliar. Biaya OPM IPAL tersebut diperkirakan mencapai Rp500 juta per tahun, termasuk biaya energi, bahan kimia, tenaga kerja, dan pemeliharaan.

2. Teknologi Pengendalian Emisi Udara

  • Biaya instalasi:
    • Sistem filtrasi: Rp500 juta – Rp5 miliar
    • Sistem scrubber: Rp1 miliar – Rp10 miliar
    • Sistem elektrostatis: Rp2 miliar – Rp20 miliar
  • Biaya OPM:
    • Biaya energi: Rp50 juta – Rp500 juta per tahun
    • Biaya bahan baku: Rp50 juta – Rp200 juta per tahun
    • Biaya pemeliharaan: Rp100 juta – Rp500 juta per tahun

Contoh:

Sebuah pabrik semen dengan kapasitas produksi 1 juta ton per tahun membutuhkan sistem pengendalian emisi udara untuk mengurangi emisi debu. Biaya instalasi sistem filtrasi diperkirakan mencapai Rp2 miliar. Biaya OPM sistem filtrasi tersebut diperkirakan mencapai Rp200 juta per tahun, termasuk biaya energi, bahan baku, dan pemeliharaan.

3. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Limbah

  • Biaya pembangunan:
    • TPA skala kecil (kapasitas <100 ton/hari): Rp1 miliar – Rp5 miliar
    • TPA skala menengah (kapasitas 100-500 ton/hari): Rp5 miliar – Rp10 miliar
    • TPA skala besar (kapasitas >500 ton/hari): >Rp10 miliar
  • Biaya OPM:
    • Biaya pengoperasian alat berat: Rp100 juta – Rp300 juta per tahun
    • Biaya bahan bakar: Rp50 juta – Rp200 juta per tahun
    • Biaya pemeliharaan: Rp50 juta – Rp200 juta per tahun

Contoh:

Sebuah kota dengan populasi 1 juta jiwa membutuhkan TPA dengan kapasitas 500 ton/hari. Biaya pembangunan TPA diperkirakan mencapai Rp10 miliar. Biaya OPM TPA tersebut diperkirakan mencapai Rp500 juta per tahun, termasuk biaya pengoperasian alat berat, bahan bakar, dan pemeliharaan.

4. Laboratorium Lingkungan

  • Biaya pembangunan:
    • Laboratorium skala kecil: Rp100 juta – Rp500 juta
    • Laboratorium skala menengah: Rp500 juta – Rp1 miliar
    • Laboratorium skala besar: >Rp1 miliar
  • Biaya OPM:
    • Biaya bahan kimia: Rp50 juta – Rp200 juta per tahun
    • Biaya alat dan instrumen: Rp50 juta – Rp100 juta per tahun
    • Biaya pemeliharaan: Rp50 juta – Rp200 juta per tahun

Contoh:

Sebuah perusahaan pertambangan membutuhkan laboratorium lingkungan untuk memantau kualitas air dan udara di area tambang. Biaya pembangunan laboratorium skala menengah diperkirakan mencapai Rp750 juta. Biaya OPM laboratorium tersebut diperkirakan mencapai Rp300 juta per tahun, termasuk biaya bahan kimia, alat dan instrumen, dan pemeliharaan.

Catatan:

Biaya di atas adalah perkiraan dan dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti:

  • Ukuran dan kompleksitas instalasi
  • Jenis teknologi yang digunakan
  • Lokasi proyek
  • Biaya tenaga kerja

Baca juga : Inilah 12 Parameter Penilaian Berdasarkan Kriteria PROPER Biru!

Biaya Tidak Langsung

Berikut adalah penjelasan lebih detail dan contoh terkait biaya tidak langsung dalam pengelolaan lingkungan:

1. Konsultan dan Verifikator Prosedur

  • Tugas:
    • Membantu perusahaan dalam mengembangkan dan menerapkan sistem manajemen lingkungan (SML)
    • Melakukan audit internal dan eksternal SML
    • Membantu perusahaan dalam mendapatkan sertifikasi ISO 14001
  • Biaya:
    • Konsultan: Rp500 juta – Rp1 miliar per tahun
    • Verifikator: Rp100 juta – Rp500 juta per tahun

Contoh:

Sebuah perusahaan manufaktur dengan 500 karyawan ingin mendapatkan sertifikasi ISO 14001. Perusahaan tersebut membutuhkan konsultan untuk membantu dalam mengembangkan dan menerapkan SML. Biaya konsultan diperkirakan mencapai Rp750 juta per tahun. Biaya verifikator untuk audit eksternal SML diperkirakan mencapai Rp200 juta per tahun.

2. Training dan Sertifikasi Personel

  • Tujuan:
    • Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam pengelolaan lingkungan
    • Memastikan karyawan kompeten dalam menjalankan SML
  • Jenis training:
    • Training kesadaran lingkungan
    • Training audit internal SML
    • Training ISO 14001
  • Biaya:
    • Training: Rp10 juta – Rp50 juta per orang
    • Sertifikasi: Rp1 juta – Rp5 juta per orang

Contoh:

Sebuah perusahaan pertambangan dengan 1.000 karyawan ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam pengelolaan lingkungan. Perusahaan tersebut mengadakan training kesadaran lingkungan untuk semua karyawan dengan biaya Rp20 juta per orang. Biaya sertifikasi ISO 14001 untuk 100 orang karyawan diperkirakan mencapai Rp500 juta.

3. Program CSR Terkait Lingkungan

  • Tujuan:
    • Meningkatkan kontribusi perusahaan terhadap pelestarian lingkungan
    • Membangun citra positif perusahaan
  • Jenis program:
    • Penanaman pohon
    • Penghijauan
    • Pembersihan sungai
    • Pendidikan lingkungan
  • Biaya: Biaya program CSR terkait lingkungan bervariasi tergantung pada jenis program dan skalanya.

Contoh:

Sebuah perusahaan energi ingin meningkatkan kontribusi perusahaan terhadap pelestarian lingkungan. Perusahaan tersebut mengadakan program penanaman pohon di area bekas tambang dengan biaya Rp1 miliar per tahun.

4. Biaya Administrasi Sertifikasi

  • Tujuan:
    • Menjaga kelayakan sertifikasi ISO 14001
  • Biaya:
    • Biaya audit surveilans: Rp100 juta – Rp500 juta per tahun
    • Biaya perpanjangan sertifikat: Rp5 juta – Rp10 juta

Contoh:

Sebuah perusahaan manufaktur dengan sertifikasi ISO 14001 perlu melakukan audit surveilans setiap tahun untuk menjaga kelayakan sertifikat. Biaya audit surveilans diperkirakan mencapai Rp200 juta per tahun. Biaya perpanjangan sertifikat ISO 14001 setiap 3 tahun diperkirakan mencapai Rp7 juta.

Catatan:

  • Biaya tidak langsung di atas adalah perkiraan dan dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti:
    • Ukuran dan kompleksitas perusahaan
    • Jenis program yang dijalankan
    • Lokasi perusahaan
  • Biaya tidak langsung dapat dikurangi dengan cara:
    • Bekerja sama dengan konsultan dan verifikator yang berpengalaman dan terpercaya
    • Melakukan training internal untuk karyawan
    • Memilih program CSR yang tepat dan efisien
    • Mengelola administrasi sertifikasi dengan baik

Baca juga : Kinerja dan Inovasi Lingkungan Apa Saja yang Dinilai untuk Raih PROPER Biru?

Biaya Internal Perusahaan

Menghadapi perubahan menuju praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan membutuhkan sumber daya manusia yang terampil, terlatih, dan termotivasi. Berikut adalah beberapa aspek kunci untuk mengelola perubahan menuju infrastruktur yang ramah lingkungan dan mengkampanyekan kesadaran “go green” di antara karyawan:

  1. Tim Manajemen yang Terlatih:
    • Memastikan bahwa tim manajemen memiliki pemahaman yang mendalam tentang keberlanjutan dan dampak lingkungan.
    • Memiliki anggota tim yang terlatih dalam strategi keberlanjutan dan manajemen proyek.
  2. Tim Teknis dan Ahli Lingkungan:
    • Merekrut atau melibatkan ahli teknis dan lingkungan yang dapat memberikan wawasan tentang teknologi dan praktik terkini.
    • Menyediakan pelatihan terus-menerus untuk menjaga tim tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru.
  3. Rencana Pengembangan Karyawan:
    • Membuat rencana pengembangan karyawan yang mencakup pelatihan terkait lingkungan.
    • Memberikan insentif dan pengakuan untuk karyawan yang berkontribusi pada keberlanjutan.
  4. Kampanye Edukasi “Go Green” untuk Karyawan:
    • Melakukan kampanye pendidikan dan kesadaran tentang praktik ramah lingkungan.
    • Menggunakan sumber daya seperti seminar, workshop, dan materi pendidikan online.
  5. Infrastruktur Teknologi:
    • Mengadopsi teknologi yang mendukung praktik bisnis yang berkelanjutan, seperti pengelolaan energi yang cerdas atau solusi efisiensi energi.
    • Memastikan infrastruktur teknologi yang mendukung pelacakan dan pelaporan dampak lingkungan.
  6. Pendekatan Berbasis Tim:
    • Membentuk tim khusus yang bertanggung jawab atas implementasi dan pemantauan praktik berkelanjutan.
    • Memastikan kolaborasi antara berbagai departemen untuk mencapai tujuan bersama.
  7. Komitmen dan Komunikasi:
    • Mengkomunikasikan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan secara terbuka dan transparan.
    • Menyusun komunikasi yang efektif untuk memotivasi karyawan dan membangun kesadaran akan tanggung jawab lingkungan.
  8. Evaluasi dan Perbaikan Terus-Menerus:
    • Menilai kinerja dan dampak keberlanjutan secara berkala.
    • Menggunakan umpan balik untuk terus memperbaiki proses dan mengidentifikasi peluang perbaikan.

Baca juga : Mengungkap Kriteria Penilaian PROPER Beyond Compliance: Lebih dari Sekadar Kepatuhan

Tantangan Pembiayaan

Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, persaingan untuk mendapatkan dukungan dan anggaran dari Dewan Direksi untuk proyek investasi sebagai profit center menjadi suatu tantangan krusial. Proyek investasi harus memiliki visi yang jelas, keberlanjutan keuangan, dan potensi keuntungan yang signifikan untuk bersaing dengan proyek lain. Penting untuk merancang suatu rencana bisnis yang komprehensif, menguraikan dengan rinci manfaat finansial yang dapat dihasilkan oleh proyek tersebut.

Dalam upaya meyakinkan Dewan Direksi, penting untuk menonjolkan potensi ROI (Return on Investment) yang tinggi serta memberikan analisis risiko yang komprehensif. Menyajikan proyek sebagai profit center memerlukan strategi pemasaran yang kuat, dengan fokus pada bagaimana proyek dapat meningkatkan pendapatan perusahaan atau mengurangi biaya operasional.

Selain itu, menyampaikan visi jangka panjang proyek dan dampaknya terhadap pertumbuhan perusahaan dapat membantu membangun kasus yang kuat. Memaparkan rencana implementasi dengan langkah-langkah yang jelas dan target pencapaian yang terukur juga dapat meningkatkan keyakinan Dewan Direksi terhadap keberhasilan proyek.

Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar, teknologi, atau tren industri yang sedang berlangsung juga harus dijelaskan dengan baik. Membuktikan bahwa proyek memiliki potensi untuk tetap relevan dan kompetitif dalam jangka panjang akan menambah daya tariknya di mata Dewan Direksi.

Dalam hal ini, komunikasi yang efektif dan persuasif menjadi kunci. Presentasi yang profesional, data yang akurat, dan kemampuan untuk menjawab pertanyaan atau keprihatinan Dewan secara tegas dan meyakinkan akan meningkatkan peluang untuk mendapatkan akses anggaran yang dibutuhkan. Kesinambungan komunikasi dengan Dewan selama proses evaluasi dan implementasi proyek juga merupakan strategi yang penting untuk membangun kepercayaan dan mendapatkan dukungan yang berkelanjutan.

Penutup

Secara keseluruhan, total biaya yang dapat mencapai puluhan miliar rupiah dalam konteks investasi untuk keberlanjutan bisnis adalah sebuah komitmen finansial yang signifikan. Meskipun jumlah tersebut mungkin terlihat besar, investasi jangka panjang ini merupakan langkah strategis yang mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis dalam jangka waktu yang lebih luas. Dengan menyadari bahwa keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab etika, tetapi juga suatu kebutuhan bisnis, perusahaan harus memahami bahwa investasi ini merupakan upaya untuk menciptakan nilai jangka panjang.

Dalam konteks ini, puluhan miliar rupiah yang diinvestasikan tidak hanya menghasilkan keuntungan finansial, tetapi juga membawa manfaat jangka panjang seperti peningkatan citra perusahaan, kepatuhan terhadap regulasi lingkungan yang semakin ketat, dan potensi akses ke pasar yang lebih luas. Investasi untuk keberlanjutan bisnis bukan sekadar pengeluaran, tetapi juga adalah strategi untuk membangun fondasi yang kokoh dan memastikan kelangsungan perusahaan di tengah perubahan dinamis dalam ekonomi dan lingkungan global.

Dengan menjalankan investasi ini sebagai bagian integral dari strategi bisnis jangka panjang, perusahaan menciptakan landasan untuk menjawab tantangan masa depan dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan demikian, meskipun total biaya mencapai puluhan miliar rupiah, dampak positif yang dapat dihasilkan oleh investasi ini dapat melebihi nilai finansialnya, membawa perusahaan ke arah keberlanjutan yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Jadwalkan konsultasi PROPER hari ini dan temukan solusi terbaik untuk menjaga keberlanjutan lingkungan bisnis Anda.

5/5 - (2 votes)