Manajemen Karbon
Manajemen Karbon adalah pendekatan yang melibatkan identifikasi, pengukuran, pengurangan, dan pengompensasian emisi gas rumah kaca dalam suatu sistem atau organisasi. Tujuannya adalah untuk mengelola dampak negatif terhadap perubahan iklim dengan mengurangi jejak karbon melalui langkah-langkah seperti efisiensi energi, penggunaan sumber energi terbarukan, pengembangan teknologi ramah lingkungan, dan pelibatan dalam proyek pengurangan emisi. Melalui manajemen karbon yang efektif, organisasi dapat memberikan kontribusi positif terhadap upaya global dalam mengatasi perubahan iklim serta mendorong transisi menuju ekonomi berkelanjutan.
Baca juga: Pengurangan Emisi GRK Melalui Perdagangan Karbon dan Pasar Karbon
Target Net Zero Emission Indonesia
Indonesia mempertegas ambisi untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. Salah satu cara yang dilakukan Indonesia untuk mencapai komitmen tersebut adalah dengan mengembangkan Nilai Ekonomi Karbon (NEK). Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan saat ini Indonesia masih berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), yaitu sebesar 29% dengan upaya sendiri. Indonesia, kata Menko Luhut juga telah menyampaikan strategi jangka panjang untuk pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim (Long-Term Strategies for Low Carbon and Climate Resilience 2050, LTS-LCCR 2050). Strategi tersebut memungkinkan pengurangan emisi gas rumah kaca Indonesia secara lebih tajam mulai tahun 2030 dan mencapai Net Zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Baca juga: Geluti Manajemen Karbon, PTBA Gigih Menjadi Perusahaan yang Berkelanjutan
Roadmap Manajemen Karbon
Dalam rangka mendukung upaya pemerintah tersebut, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah memiliki roadmap manajemen karbon hingga 2050, baik bersifat pengurangan emisi (reducing emission sources) maupun peningkatan penyerapan emisi (increase carbon sinks). Ada 3 pendekatan yang dilakukan PTBA berdasarkan roadmap manajemen karbon hingga 2050, yaitu dekarbonisasi operasi, reklamasi, dan studi CCUS (carbon capture, utilization, and storage).
Hari ini, PTBA bersama Synergy Solusi melangsungkan kegiatan Forum Group Discussion “Manajemen Karbon”. FGD ini ditujukan untuk membahas detail program untuk mencapai target pengurangan emisi karbon yang berlangsung di Hotel Whindam, Jakarta Selatan. Acara ini dihadiri oleh seluruh pimpinan satuan kerja yang terlibat dalam pelaksanaan manajemen karbon.
“PTBA juga sudah memiiki PLTU yang akan menjadi hal memberikan value added terhadap sustainability perusahaan. Harapannya net zero emission ini juga bisa menjawab tantangan bisnis yang sedang dihadapi di dunia ini. Kegiatan ini juga selaras dengan pengembangan logistik, pengembangan energi, pengembangan kimia serta kebijakan manajemen karbon. Fokus ini juga sebagai bentuk pemenuhan terhadap mekanisme Tata Laksana mengenai manajemen karbon yang diatur di PermenLHK No 21 Tahun 2022 mengenai Tata Laksana Penerapan Nilai Ekonomi Karbon. Terlebih target penurunan emisi yang ditargetkan dari peraturan tersebut adalah 41% untuk 2023. Dalam hal dekarbonisasi operasi, PTBA menerapkan Eco Mechanized Mining yakni mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik. Harapannya fokus penerapan manajemen karbon yang saat ini sedang digarap bisa menjadi role model kepada badan usaha lain”, ujar Kris Tjahajaning Tyas selaku Senior Vice Precident PMO.
Dalam paparan FGD yang disampaikan oleh Fahmi Munsah selaku Narasumber, beliau menyampaikan bahwa Emisi CO2 dari pembakaran energi dan proses industri menyumbang hampir 89% dari emisi GRK sektor energi pada tahun 2021 berdasarkan data dari International Energy Agency. Kemudian menurut Global Energy Monitor, Indonesia menempati urutan ke 6 (enam) penghasil emisi karbon yang dihasilkan oleh tambang batubara.
“Kontribusi terhadap emisi karbon oleh penambangan batubara diantaranya emisi langsung dari operasi penambangan, Emisi dari transportasi dan Emisi dari pembakaran sehingga dalam upaya penerapan manajemen karbon yang harus difokuskan seperti Inventarisasi GRK, menetapkan target untuk mengurangi emisi, menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi emisi serta memantau dan melaporkan pengurangan emisi.”, ujar Fahmi Munsah dalam paparannya.
Ditulis oleh: Isma Husni R (HSE Expert with more than 10 years experience)