Tahukah kamu bahwa limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) bisa dimanfaatkan dengan optimal? Bahkan, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Vivien Ratnawati menegaskan bahwa salah satu pemanfaatan limbah B3 bisa memberikan bernilai ekonomis. Kementerian LHK mendorong masyarakat melalui sosialisasi sejak 9 Oktober 2019 untuk memanfaatkan limbah B3 tanpa harus dibuang maupun dibakar, karena dapat menghasilkan uang atau keuntungan.
Vivien menegaskan limbah B3 masih bisa dimanfaatkan dan menghasilkan keuntungan, asal pengelolaannya dilakukan dengan benar. Hal tersebut bukan hanya masalah izin pembuangan tetapi yang utama adalah pada pengelolaannya. Oleh karena itu, pihaknya mengundang kalangan industri yang bergerak di bidang pengelolaan limbah B3 serta industri penghasil limbah B3 untuk bisa bersinergi.
Melalui pertemuan tersebut, Vivien menginginkan terjadinya sebuah diskusi dengan pihak industri, karena limbah tersebut harus segera ditangani agar memberikan keuntungan dan dimanfaatkan.
Beberapa limbah yang bisa memberikan nilai ekonomis, diantaranya adalah oli bekas, fly ash, aki bekas dan katalis bekas yang mampu dimanfaatkan sebagai substitusi energi, kemudian bisa juga menjadi bahan substitusi untuk konstruksi. Ia menekankan harus ada kerja sama dengan berbagai unsur, khususnya pemerintah daerah. Kita bisa mencontoh beberapa negara maju yang sudah menggunakan limbah sebagai alternatif energi maupun bahan baku, seperti Swedia, Belanda dan Jerman.
Synergy Solusi member of Proxsis melalui Environment and Energy Center membantu perusahaan dalam usaha pemanfaatan limbah B3 yang dihasilkan melalui pendampingan konsultasi, pengukuran dan peningkatan pengetahuan melalui pelatihan dan workshop terkait limbah B3.
Sanggupkah kita membantu Pemerintah untuk mengelola limbah dan mengolahnya hingga menghasilkan nilai ekonomis bagi masyarakat?
Sumber: www.antaranews.com dan timesindonesia.co.id