Prosedur K3 di Laboratorium yang berlaku hari ini

Begini Prosedur K3 di Laboratorium

Artikel

Laboratorium merupakan salah satu tempat paling penting yang berada baik di perusahaan, lembaga pendidikan, maupun lembaga penelitian. Selain karena bermaksud untuk menganalisis dan menguji suatu produk layak dipasarkan, laboratorium juga menggunakan banyak bahan-bahan kimia berbahaya dalam proses analisa dan pengujiannya. Oleh karena itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Laboratorium adalah satu hal mutlak yang perlu diimplementasikan di setiap laboratorium.

K3 Laboratorium adalah segala upaya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja laboratorium dari risiko-risiko yang ada di laboratorium.

Berbagai macam risiko dapat timbul dari bahaya-bahaya yang bertebaran di laboratorium. Mulai dari risiko adanya rekasi yang tidak diinginkan hingga menyebabkan adanya paparan radiasi, kebakaran, hingga kebocoran bahan kimia ataupun biologi yang dapat terjadi di laboratorium.

Risiko-risiko tersebut dapat timbul dari bahaya penggunaan substansi reaktif, substansi mudah terbakar, substansi beracun, bahaya radiasi, bahaya listrik, bahaya mekanis, bahaya kondisi operasi dan bahaya pelepasan udara.

10 Prosedur K3 di Laboratorium

Oleh karena itu, penting bagi seluruh personel di Laboratorium untuk menerapkan prosedur K3 yang tepat agar risiko-risiko di atas dapat dihindari. Berikut ini beberapa prosedur K3 di Laboratorium yang perlu kalian ketahui:

  • Pakaian Laboratorium

Setiap orang yang bekerja di laboratorium tentunya tidak dapat menggunakan pakaian sembarangan. Mereka harus menggunakan jas yang sudah seseuai peraturan keselamatan kerja di laboratorium dan disertai dengan sarung tangan dan pelindung lainnya yang bersifat nyaman. Selain itu, bagi pria maupun wanita, rambut wajib dibatasi agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan kontaminasi terhadap bahan-bahan yang ada di laboratorium. Begitu juga dengan alas kaki harus menggunakan sepatu safety  dan menghindari penggunaan perhiasan yang bisa rusak karena bahan kimia.

  • Pemindahan Bahan Kimia

Simaklah bahan kimia sesuai jumlah yang diperlukan dan jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan. Sebaiknya, jangan pula mengembalikan bahan kimia ke tempat botol aslinya untuk menghindari kontaminasi dan menerapkan prosedur keselamatan kerja.

  • Pemanasan Larutan dalam Tabung Reaksi

Saat melakukan pemanasan menggunakan tabung reaksi, isilah tabung reaksi sebagian saja. Pastikan api pemanas berada di bagian bawah larutan. Kemudian goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata. Arahkan tabung mulut pada tempat yang aman agar percikannya tidak mengenai orang lain.

  • Pemindahan Bahan Kimia Padat

Bila ingin memindahkan zat kimia yang bersifat padat, sebaiknya gunakan sendok atau alat lainnya yang bukan berasal dari bahan logam. Kemudian keluarkanlah secara perlahan dan jangan keluarkan bahan secara berlebihan. Agar lebih optimal Anda perlu memindahkan peralatan terbebas dari kontaminasi. Lalu, jangan gunakan sendok yang sama untuk berbagai macam zat kimia lainnya.

  • Pemanasan dalam Gelas Kimia

Pastikan untuk menggunakan alat berbentuk kaki tiga sebagai penopang gelas kimia suhu lingkungan. Batang gelas harus diletakkan pada gelas kimia untuk menghindari pemanasan yang bersifat mendadak. Isikan air pada gelas dalam jumlah seperempatnya guna menghindari adanya tumpahan dari alat yang dapat menyebabkan bahaya ketika sedang melakukan praktikum.

  • Peralatan dan Cara Kerja

Pegang bagian label pada telapak tangan saat kita memegang botol reagen dan menghindari pecahan kaca dari alat dan bahan yang terbuat dari kaca. Untuk mengamankan diri kita dari risiko terluka akibat pecahan kaca, pastikan untuk selalu menggunakan sarung tangan saat menggunakan peralatan di laboratorium. Hindarilah cairan yang dapat menyebabkan kecelakaan ketika sedang melakukan praktikum.

  • Pembuangan Limbah

Penggunaan bahan-bahan berbahaya tentunya juga menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan, maka dari itu diperlukan beberapa prosedur pembuangan limbah dari laboratorium, beberapa di antaranya adalah jangan membuang langsung ke lingkungan dan membuanglah ke tempat khusus berdasarkan kriteria limbah. Segera buang limbah bahan kimia setelah digunakan. Selain itu, limbah yang berbentuk cair dan tidak larut di dalam udara serta beracun bisa dikumpukan pada suatu tempat dengan label yang sejelas-jelasnya untuk kemudian diolah oleh pihak yang memiliki izin pengolahan limbah sesuai dengan jenisnya.

  • Terkena Bahan Kimia

Ketika Anda terkena bahan kimia setelah terjadi kecelakaan di laboratorium, hal yang harus dilakukan adalah pertama, janganlah panik. Mintalah bantuan orang-orang terdekat dan bersihkan bagian tersebut dengan air hingga bersih. Jika mengenai kulit sebaiknya jangan digaruk lalu bawalah korban keluar dari laboratorium agar dapat menghirup banyak oksigen.

  • Bahan Kombinasi yang Perlu Dihindari

Bahan-bahan di laboratorium memiliki sifat yang berbeda-beda dan memiliki potensi kecelakaan kerja. Oleh karena itu Anda perlu berhati-hati serta menghindari kombinasi bahan kimia berbahaya. Pastikan semua personel yang bekerja di laboratorium memahami seluruh MSDS dari bahan-bahan yang digunakan!

  • Gas Berbahaya

Selain bahan kombinasi, beberapa gas di laboratorium kimia juga dapat menimbulkan bahaya dan kecelakaan bila tidak ditempatkan dengan baik. Contohnya saja adalah gas HCl, HF, nitrat dan nitrit, klorin, sulfur dioksida yang dapat membuat iritasi. Hindari menghindari kecelakaan akibat kebocoran gas monoksida yang mematikan, serta hidrogen sianida yang memiliki aroma dan gas yang sangat beracun bagi kesehatan.

Baca juga: Material Safety Data Sheet (MSDS): Informasi Penting Penggunaan Bahan Kimia Untuk Keselamatan Kerja Di Laboratorium

Nah, sekarang sudah tahu kan apa saja prosedur yang harus dilakukan saat bekerja di laboratorium? Yuk share juga apa yang kalian ketahui kepada Synergy Solusi !

4.6/5 - (15 votes)