Udara Purwakarta Masih Tercemar, BLHD Benarkan Ada Kebocoran Pabrik
Pencemaran udara yang terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat,
hingga kini belum teratasi. Daerah terparah terjadi di daerah Kecamatan Babakan Cikao, dan Kecamatan Purwakarta Kota.
Warga di Desa Maracang, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta mendesak Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Purwakarta untuk menindak perusahaan nakal, penyebab pencemaran udara di wilayah itu.
Seperti diketahui, bau tak sedap dialami warga di desa itu sejak dua pekan terakhir. Mereka sempat melaporkan kejadian itu pada BLHD Purwakarta.
“Tapi hingga kini belum ada tindakan sama sekali. Bau menyengat juga masih terjadi,” kata seorang warga Raden Rachmadi (40), di Purwakarta.
Sebenarnya, bau menyengat terparah dialami warga terjadi sejak lama, bahkan menurut warga jika bau tersebut masuk ke dalam rumah.
“Dua hari lalu dini hari baunya makin menjadi. Baunya seperti bahan kimia, sangat menyengat. Sedari awal kami sudah jelaskan kami menduga ini berasal dari pabrik,” ujar Raden.
Warga lainnya A Bramena menyebutkan, jika pencemaran udara di wilayah Babakan Cikao, kini telah menyebar luas. Parahnya lagi lokasi industri dengan daerah yang tercemar berjarak lebih dari lima kilometer.
“Kami tidak tahu dari mana, tapi ini kami yakin ini adalah kebocoran kimia dari pabrik, pabriknya yang mana kami belum tahu. Ini tugas BLHD untuk turun tangan,” ujarnya.
Menanggapi itu, Kepala BLHD Purwakarta Nana Mulyana membenarkan adanya gangguan saluran udara di sebuah pabrik di kawasan Babakan Cikao, mengakibatkan bau tak sedap dihirup warga. Namun pihaknya hingga kini belum melakukan pemeriksaan ulang.
“Kami sebenarnya sudah periksa ke salah satu pabrik tiga bulan lalu. Penyebabnya ada kebocoran dari saluran udara karena kurang maksimalnya pembakaran. Kami sudah tegur untuk diperbaiki. Kalau sekarang masih ada kami akan ambil tindakan,” kata Nana Mulyana, saat dihubungi Sabtu (27/2).
Pencemaran juga disebabkan kurang maksimalnya pembakaran dari cerbong asap di pabrik itu, kata dia, diperparah lagi dengan cuaca hujan dan angin yang terjadi di Purwakarta sejak akhir 2015 hingga sekarang.
“Sehingga ketika asap keluar terkena hujan dan angin, asap polusi jadi kembali ke bawah hingga asap tak sedap itu terhirup warga,” katanya.
Menanggapi laporan warga, BLHD Purwakarta berjanji akan menindaklanjutinya dengan kembali memeriksa saluran udara dan saluran pembuangan air di pabrik tekstil tersebut.
sumber : www.merdeka.com