Tips agar Incinerator Berumur Panjang

Tips agar Incinerator Berumur Panjang
source picture : http://sites.cdnis.edu.hk/

Incinerator atau pembakaran sampah adalah teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Insinerasi dan pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya didefinisikan sebagai pengolahan termal. Insinerasi material sampah mengubah sampah menjadi abu, gas sisa hasil pembakaran, partikulat, dan panas. Gas yang dihasilkan harus dibersihkan dari polutan sebelum dilepas ke atmosfer. Panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan sebagai energipembangkit listrik.

Insinerasi dengan energy recovery adalah salah satu teknologi sampah-ke-energi (waste-to-energy, WtE). Teknologi WtE lainnya adalah gasifikasi, pirolisis, dan fermentasi anaerobik. Insinerasi juga bisa dilakukan tanpa energy recovery. Insinerator yang dibangun beberapa puluh tahun lalu tidak memiliki fasilitas pemisahan material berbahaya dan fasilitas daur ulang. Insinerator ini dapat menyebabkan bahaya kesehatan terhadap pekerja insinerator dan lingkungan sekitar karena tingginya gas berbahaya dari proses pembakaran. Kebanyakan insinerator jenis ini juga tidak menghasilkan energi listrik.

Insinerator mengurangi volume sampah hingga 95-96%, tergantung komposisi dan derajat recovery sampah. Ini berarti insinerasi tidak sepenuhnya mengganti penggunaan lahan sebagai area pembuangan akhir, tetapi insinerasi mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah yang signifikan.

Insinerasi memiliki banyak manfaat untuk mengolah berbagai jenis sampah seperti sampah medis dan beberapa jenis sampah berbahaya di mana patogen dan racun kimia bisa hancur dengan temperatur tinggi.

Dengan begitu incinerator wajib dilakukan pemeliharan/perawatan agar fungsi dan dari alat tersebut berfungsi dengan semestinya.

Cara perawatan incinerator wajib dilaksanakan dengan baik agar bisa dipertahankan umur pakai yang  panjang

  • Ruang pembakaran incinerator harus dijaga dalam keadaan bersih. Disetiap selesai pembakaran abu dapat dibersihkan dengan sapu ijuk, jangan dibersihkan dengan benda runcing dan kasar, supaya batu tahan api lebih awet, tidak rusak susunannya.
  • Batu tahan api yang tampak retak harus segera diperbaiki ditutup dengan campuran bahan semen api di campur semen putih dengan perbandingan 9:1 (9 bagian semen api dan 1 bagian semen putih).
  • Filter bahan bakar dalam tabung gelas yang telah kotor segera diganti secara periodik, paling lama 6 bulan pemakaian, dengan cara membuka tabung gelas
  • Incinerator harus terlindung dengan baik. Bila ada bocoran disambungan cerobong asap dan plafon / atap bangunan supaya segera diperbaiki agar tidak merusak incinerator
  • Press pintu (penekan pintu), pada bagian ulir penekan pintu mesin incinerator harus selalu diberi minyak pelumas dan jangan dibiarkan kering, karena di sekitar penekan pintu sering terkena panas dari dalam ruang pembakaran. Sehingga penekan pintu dapat berkarat dan tidak dapat bekerja dengan baik.
  • Engsel pintu (sendi besi) yang menghubungkan daun pintu dengan rangka mesin, juga harus selalu diberi minyak pelumas agar daun pintu dapat dibuka dan ditutup dengan lancar. Karena disekitar engsel pintu (sendi besi) sering terkena panas dari dalam ruang pembakaran.
  • Komponen sensor diletakkan dalam box panel, sebaiknya dikunci untuk mencegah masuknya debu, karena debu dapat merusak sensor.

 

sumber : www.wikipedia.co.id , www.studilingkungan.blogspot.co.id