Pembebasan Lahan Hambat Pembangunan Listrik di Papua
Manajemen PT PLN Wilayah Papua dan Papua Barat (WP2B) menyatakan bahwa masalah pembebasan lahan menjadi penghambat utama pembangunan kelistrikan sehingga peningkatan kemampuan daya listrik di Papua berjalan lambat.
“Pembangunan pembangkit listrik di Papua hanya membutuhkan waktu 1,5 tahun, namun realisasinya tidak sesuai target lantaran banyak kendala yang dihadapi PLN, kendala paling utama adalah pembebasan lahan, kendati kami sudah bebaskan, tetap saja masih ada persoalan,” ujar General Manajer PLN WP2B Yohanes Sukrislismono, di Jayapura.
Ia menyayangkan kesulitan menentukan siapa pemilik lahan ulayat yang sebenarnya, karena kerap terjadi penjualan tanah berulang di lokasi yang sama namun dilakukan oleh oknum yang berbeda. Begitupula dengan aksi perusakan terhadap aset PLN, seperti pembongkaran fondasi transmisi 70 KV di kawasan Bumi Perkemahan Distrik Waena Kota Jayapura.
Dia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bisa memadamkan dua buah lampu setiap terjadi beban puncak pada pukul 18.00 hingga 21.00 WIT, agar defisit daya listrik yang mencapai 7,5 MW bisa berkurang. Ia menjelaskan, kini kondisi sistem kelistrikan Jayapura tengah mengalami defisit daya hingga 7,5 MW. Karena itu, selain PLN tengah pengupayakan solusi secara teknis, diharapkan juga ada peran serta dari masyarakat untuk membantu mengatasi masalah tersebut.
Sumber: energitoday.com