Ini Hasil COP 21!

COP 21 Paris
source picture : http://cdn.tmpo.co/

Di Conference of Parties (COP) 21, Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan 13 negara, 10 di antaranya langsung dengan kepala negara. Pertemuan itu diyakini mampu meningkatkan hubungan kerja sama Indonesia dengan negara-negara tersebut.

Menlu Retno Marsudi menjelaskan 10 kepala negara yang bertemu Presiden Jokowi adalah Vietnam, Iran, Filipina, Kolombia, Papua Nugini, Chile, Belanda, Serbia, Jepang dan Madagaskar. Pertemuan dilakukan sebelum COP 21 dimulai. Sementara pada malam harinya, Jokowi melakukan bilateral dengan Peru, Norwegia dan Meksiko.

“Dari pertemuan itu presiden mendapatkan undangan untuk berkunjung ke Iran dan Vietnam sementara yang untuk tahun depan yang mengatakan akan berkunjung ke Indonesia adalah Serbia, Belanda dan Chile,” ujar Retno dalam keterangan pers di Hotel Westin, Paris, Selasa (1/11/2015). Menlu Retno didampingi oleh Menhut Siti Nurbaya saat memberi keterangan.

Berikut inti-inti hasil pertemuan negara tersebut  seperti dijelaskan oleh Menlu Retno. Retno hanya menjelaskan 11 negara dari 13 yang bertemu Jokowi:

1. Vietnam

Vietnam intinya adalah mengulangi lagi undangan untuk Presiden Jokowi berkunjung ke Vietnam tahun depan. Kita juga berbicara masalah investasi dan perdagangan karena banyak sekali investor Indonesia yang berada di Vietnam. Dan tentunya Indonesia menekankan persiapan untuk melakukan kerjasama pengadaan alutsista. Dan pada saat kita bertemu di Kuala Lumpur kemarin itu sudah dibahas dan PM Vietnam akan mengirimkan menteri pertahanannya untuk datang ke Indonesia khusus membahas alutsista.

2. Iran

Dengan wakil presiden Iran bicara masalah penguatan kerjasama energi. Karena saya dan menteri ESDM dan baru saja berkunjung ke Teheran membahas upaya untuk memperkuat kerjasama dalam konteks energi baik dalam konteks minyak maupun gasnya.

3. Filipina

Dengan Filipina bicara tentang keketuaan APEC yang sudah berhasil diselesaikan dengan baik dan partisipasi aktif Indonesia di dalam pertemuan APEC kemarin.

4. Kolombia 

Presiden Kolombia menyampaikan apresiasinya kepada Indonesia kembali atas kerjasama yang diberikan Indonesia untuk post conflict resolution. Jadi kita, saya waktu itu diutus membawa delegasi misi untuk menyatakan kesediaan Indonesia untuk kerjasama dengan Kolombia untuk penanganan post conflict. Dan tim dari Kolombia akan datang ke Indonesia tanggal 7 sampai 12 Desember nanti, sekali lagi bicara masalah post conflict-nya.

5. Papua Nugini

Kita berbicara mengenai upaya untuk penguatan kerjasama ekonomi termasuk di antaranya adalah penguatan wilayah perbatasan. Karena perbatasan ini antara Indonesia dan PNG itu sebenarnya nilainya cukup banyak. Oleh karena itu penguatanya dalam arti infrastrukturnya kemudian pengadaan listrik dan sebagainya itu menjadi salah satu fokus dari kerjasama bilateral RI-PNG.

6. Peru

Tahun depan Peru akan menjadi Ketua APEC 2016. Dan kita memiliki satu issue yang ingin kita titipkan pada Peru saat keketuaannya yaitu mengenai masalah development goods. Karena dari Peru sendiri temanya adalah rural development. Itu sejalan dengan upaya yang sekarang kita perjuangkan dalam konteks APEC yaitu mengenai masalah development goods. Oleh karena itu kita kemarin Presiden menyampaikan titip tolong issue yang sedang diperjuangkan Indonesia itu tolong di take up pada saat keketuaan Peru di APEC.

7. Chile 

Presiden Chile tahun depan akan berkunjung ke Indonesia. Dan Chile juga ingin segera menyelesaikan free trade agreement nya dengan Indonesia yang sekarang sedang dilakukan negosiasi secara terus menerus.

8. Belanda

Ada dua hal yang difokuskan yaitu kerjasama NCICD (National Capital Integrated coastal development atau giant sea wall. Yaitu satu di mana belanda sudah terlibat di dalamnya dari sejak pembuatan master plannya. Sekarang kita juga kerjasama dengan Korsel untuk pengembangan masterplan berikutnya. Tetapi presiden mengingikan supaya segera tetap ada implementasinya. 

Kedua fokus dengan Belanda adalah pembangunan deep sea port. Karena Belanda adalah negara yang memiliki keungggulan di bidang itu. Oleh karena itu, PM Belanda akan segera mengirimkan tim untuk segera mengimplementasikan 2 fokus tadi, NCICD dan pembangunan deep sea port.

9. Serbia

Presiden Serbia ingin ke Indonesia. Fondasi hubungan Indonesia-Serbia itu sudah sangat kuat sejak lama dan sekarang kita fokus pada ekonomi karena selain perdagangan Indonesia sudah ada investasi di sana untuk mi instan dan juga pengembangan jamur.

10. Jepang

PM Jepang menyampaikan apresiasi kepada Presiden Jokowi karena sudah menerima rombongan yang sangat besar, 1100 pengusaha, politisi Jepang yang hadir di Indonesia. And that was the biggest delegation ever yang dikirim oleh Jepang. Jadi saya kira ke depan kerjasama hub Indonesia-Jepang akan semakin kuat.

11. Norwegia

Banyak isu yang terkait dengan substansi dari Kementerian LHK mengenai redd plus yang telah disebutkan oleh Ibu Siti. Tapi on top of that dengan Norwegia kita juga kembali menyampaikan komitmen untuk kerjasama globalnya di bidang pendidikan. Karena Presiden Indonesia bersama dengan PM Norwegia menjadi salah satu co converner untuk financing for development. So there is a global issue yang di mana dua leaders ini join together to ensure bahwa financing for education is very important issue untuk masalah education di dunia. Kenapa kita masuk karena Indonesia adalah sedikit negara yang betul-betul menggaransi adanya proporsi 20 persen dari APBN goes untuk edukasi.

Isu Kehutanan dan Energi Terbarukan

Menlu Retno juga menjelaskan bahwa selain mengikuti kegiatan COP 21, Presiden Jokowi juga mengikuti dua kegiatan pendukung. Dua agenda tersebut secara khusus membahas soal menjaga hutan dan pemanfaatan energi terbarukan. 

“Dari dua event tersebut, pesan yang disampaikan oleh Indonesia, kenapa Indonesia berpartisipasi aktif dalam dua event tersebut adalah menunjukan komitmen Indonesia baik mengelola hutan secara sustainable maupun policy-policy kita yang terkait dengan masalah renewable energy,” paparnya.

Pertemuan tentang kehutanan menghasilkan pernyataan bersama antar pemimpin negara. 17 negara yang terlibat di antaranya Australia, Brasil, Kanada, Kolombia, Kongo, Ethtiopia,  Prancis, Gabon, Jerman, Indonesia, Jepang, Liberia, Meksiko, Norwegia, Peru, Inggris dan Amerika.

“Kemudian dijelaskan juga ada satu miliar orang yang hidupnya secara tidak langsung terkait dengan hutan dan ada enam miliar orang yang secara tidak langsung terkait dengan masalah hutan,” jelas Retno.

“Statement itu sendiri sudah merefleksikan kepentingan negara-negara yang terlibat, termasuk Indonesia, yang cukup seimbang. Dalam artian melihat isu climate change itu dalam konteks yang seimbang pada tiga pilarnya yaitu pilar mitigasi, pilar adaptasi dan means of implementation,” lanjutnya.

Dengan pernyataan bersama itu, Indonesia, lanjut Retno, menunjukan kepemimpinannya dan sekaligus menunjukan komitmen yang tinggi untuk mengelola hutan secara lestari.

Sementara itu terkait isu energi terbarukan, Indonesia menegaskan sudah memiliki kebijakan yang jelas ke arah mana. Pemerintah memutuskan mencapai 23 persen energi terbarukan pada 2025 dan kebijakan elektrifikasi pedesaan yang diperkirakan hampir tercapai 100 persen pada 2019.

“Nah pertama kita paham akan semua tantangan baik di isu forest dan energy dan kita memberikan komitmen yang tinggi untuk move forward mengatasi isu-isu tersebut. Dan ini banyak sekali diapresiasi oleh negara-negara lain karena kita tahu tantangannya dan ways forwardnya,” pungkasnya

sumber : www.detik.com