Dunia harus melipatgandakan upaya-upaya mencapai akses universal terhadap energi yang berkelanjutan pada 2030. Itu melalui peningkatan investasi energi dan transfer teknologi kepada negara-negara dengan kapasitas kurang.
Laporan berjudul Kemajuan menuju Energi Berkelanjutan melacak kemajuan Energi Berkelanjutan untuk Semua inisiatif menemukan 1,1 miliar orang di dunia masih hidup tanpa listrik dan hampir tiga miliar masih memasak dengan bahan bakar berpolusi, seperti minyak tanah, kayu dan arang. Energi Berkelanjutan untuk Semua inisiatif memiliki tiga tujuan pada akses energi berkelanjutan, yaitu menjamin akses universal terhadap layanan energi modern, melipatgandakan tingkat perbaikan global dalam efisiensi energi dan untuk menggandakan pangsa energi terbarukan dalam bauran energi global.
“Selama periode pelacakan 2010-2012, konsumsi sumber daya energi terbarukan modern, seperti angin, air dan matahari, tumbuh pada tingkat tahunan sebesar empat persen, sedikit turun dari 7,5 persen yang diperlukan untuk memenuhi target,” jelas laporan yang mendapat dukungan PBB tersebut, Selasa (19/05/2015).
“Selain itu, intensitas energi primer, yang digunakan oleh laporan untuk mengukur efisiensi energi, meningkat lebih dari 1,7 persen per tahun selama periode pelacakan, tetapi angka ini masih satu persen penuh lebih lambat dari tingkat peningkatan tahunan yang dibutuhkan 2,6 persen antara 2010 dan 2030,” ujar laporan tersebut.
Tercatat, untuk membantu menutup kesenjangan, laporan yang diusulkan untuk meningkatkan tiga kali lipat investasi energi dari tingkat saat ini menjadi 1,2 triliun dolar AS guna mendukung kemajuan di bidang yang dibutuhkan, dan juga meminta untuk mentransfer pengetahuan dan teknologi kepada negara-negara dengan kapasitas kurang untuk mengadopsi energi berkelanjutan.
Laporan, yang disusun oleh Bank Dunia itu, dirilis pada kesempatan pembukaan forum PBB tahunan kedua tentang Energi Berkelanjutan untuk Semua. Forum ini ditetapkan pada 18-21 Mei, dan akan pindah ke markas PBB pada 20-21 Mei untuk forum Energi Global tingkat menteri.
sumber : www.inilah.com