Pengelolaan Konservasi Energi akan Hemat 17% di Tahun 2025

sumber foto: bumn.go.id
sumber foto: bumn.go.id

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengemukakan bahwa sangat pentingnya mengelola konservasi energi yang juga termaktub dalam dokumen RUEN.

Pasalnya, menurut Sudirman, ada satu aspek penting yang harus dicermati dari pengelolaan energi kita ke depan, yakni pembangunan energi di Indonesia yang masih terlalu fokus pada supply side.

“Kita bangun listrik, kilang, dan energi baru terbarukan (EBT) fokus di sisi pasokan,” ujarnya belum lama ini di Jakarta.

Sudirman mengungkapkan, sebagai negara yang sedang tumbuh, Indonesia memang harus mengejar kesenjangan dalam pembangunan infrastruktur energi.

“Namun, ada satu sumber daya yang kita abaikan selama ini, yakni bagaimana mengelola konservasi energi,” tuturnya.

Namun, tambahnya, jika kita tidak melakukan apa-apa, maka ada satu titik di mana minyak dan gas akan habis, dan batubara akan habis dalam 60 tahun ke depan. “Maka dari itu, kita harus betul-betul menjaga dan berusaha menemukan cadangan baru, tetapi juga sekaligus melihat sisi demand-nya, bagaimana kita melakukan penghematan,” paparnya.

Sementara itu, lanjutnya, penggunaan energi di Indonesia sendiri sebenarnya masih boros, hal itu ditunjukkan dengan indeks intensitas energi Indonesia yang masih di atas angka 1.

Sudirman menegaskan, salah satu dari keberhasilan dari konservasi energi adalah jika kita berhasil menurunkan indeks intensitas energi kita. Kita ingin supaya apa yang kita gunakan itu makin efisien, jumlah dicukupi, dan sadar penghematan. Jika berjalan seperti sekarang, kita punya potensi penghematan energi sebesar 17% pada 2025.

“Dorongan dari Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan berbagai pemangku kepentingan mengatakan untuk fokus ke depan, di samping mengelola pasokan, membangun dan mencukupi kebutuhan, tetapi juga mulai fokus ke pada demand side,” pungkasnya.

Sumber: energitoday.com