Volume sampah elektronik terus bertambah setiap tahunnya, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2014, tercatat 19.300 ton sampah elektronik dari sekitar 2.000 industri besar. Dan belum termasuk data dari sektor rumah tangga dan industri kecil-menengah.
Data lainnya menunjukan setiap tahun, antara 20-50 juta ton limbah elektronik (e-waste) dibuang tanpa diproses dengan cara yang ramah lingkungan, menurut data PBB. E-waste bisa menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan manusia karena ia adalah sumber toksin, termasuk zat karsinogenik. Setelah dibuang, zat dari e-waste masuk ke tanah, kemudian ke air, dan akhirnya dapat mencemari rumah kita melalui keran air.
Berikut Tips mengurangi sampah elektronik ini supaya tidak makin banyak sampah yang menumpuk.
1. Mengurangi pembelian alat elektronik yang tidak menjadi prioritas. Selain mengurangi terjadinya calon sampah elektronik cara ini juga ampuh untuk mengajarkan kita membelanjakan uang pada kebutuhan yang tepat
2. Kalau Handphone tidak rusak, diusahakan tidak membeli yang baru.
3. Beli produk yang bisa di-upgrade dengan mudah. Meski mungkin harganya bisa lebih mahal tapi kalau punya daya tahan yang jauh lebih baik kenapa tidak. Apalagi kalau produk ini bisa di-upgrade secara partisi sehingga kalau ada teknologi baru kita hanya mengganti sebagian aja.
4. Pilih baterai yang bisa diisi ulang (rechargeable). Meski sedikit lebih mahal, tapi daya tahannya juga lebih lama dan yang penting adalah mengurangi limbah baterai sekali pakai yang bisa mencemari lingkungan.
5. Olah e-waste yang kita hasilkan secara ramah lingkungan. Saat ini sudah mulai bermunculan perusahaan pengolah sampah elektronik dan mau menerima sampah elektronik secara personal .
Sumber : kompas.com, www.ecoyouthtoyota.com