lubang resapan biopori

Satu Lubang Banyak Manfaat

Masyarakat yang tinggal di perkotaan – seperti Jakarta – salah satu persoalan terbesar kehidupan mereka berhubungan dengan masalah air. Pada musim kemarau persediaan air tanah menipis, sulit mendapat air bersih. Namun di musim hujan, datang ancaman banjir. Serbasalah.
Jika kita mau aktif menanggulangi masalah tersebut, mengapa tidak berpartisipasi dengan cara membuat Lubang Resapan Biopori (LRB) di lingkungan tempat tinggal kita? Meski sederhana, lubang resapan air buatan sendiri ini memberi kontribusi yang tidak kecil bagi lingkungan.

Dulu, pembuatan sumur resapan di rumah ini banyak terkendala persoalan teknis. Nah, LRB mengatasi hambatan itu karena dibuat tanpa menyita lahan, tapi kemampuan penyerapan airnya begitu besar. Pada ukuran ideal, yakni lubang berdiameter 10 cm berkedalaman 100 cm, kemampuan resapan maksimumnya bisa mencapai 25 liter per m2.

Beberapa syarat dibutuhkan agar LRB efektif. Terutama soal penempatan lubang yang harus memperhitungkan daerah aliran air. Bisa di saluran pembuangan air, sekeliling batang pohon, perubahan kontur taman atau di batas-batas taman. Jarak penempatannya amat tergantung pada kondisi tanah dan intensitas hujan, tapi idealnya antarlubang berjarak 50 – 100 cm.

Lubang resapan dapat diisi sampah organik, baik sampah dapur atau kebun, yang akan menjadi pakan bagi organisme tanah seperti cacing tanah, rayap, semut, jamur, maupun bakteri. Penguraian di dalam tanah ditandai dengan susutnya sampah. Pada saat itu terbentuklah lubang-lubang biopori, yakni lubang-lubang kecil yang menjadi pintu masuk resapan air ke badan tanah.

Lubang biopori akan menyerap air hujan, yang artinya akan mencegah banjir dan menambah cadangan air tanah. Organisme tanah juga akan memperbaiki ekosistem tanah sehingga tanaman di atasnya ikut diuntungkan. Sampah organik yang terurai juga dapat dipanen sebagai kompos dan bermanfaat bagi kebun di sekitarnya. Yuk kita coba!

Langkah-langkah Pembuatan

  • Rencanakan penempatan lubang di areal sekitar rumah. Lubang bisa ditempatkan pada jarak tertentu (50 – 100 cm) di area pekarangan, di sekeliling batang pohon, daerah aliran air, atau di dasar saluran air.
  • Buat lubang di tanah berdiameter 10 cm, berkedalaman sekitar 1 m atau di atas permukaan air tanah. Agar memudahkan pembuatan lubang, sudah diciptakan bor khusus. Untuk memudahkan pengeboran, gemburkan tanah dengan air. Setiap kali mata bor penuh dengan tanah atau setiap kedalaman tanah 10 cm, tarik bor dan bersihkan.
  • Perkuat mulut lubang dengan penyemenan berukuran lebar 2 – 3 cm dan tebal 2 cm. LRB dapat diberi penutup berlubang jika dikhawatirkan dapat mencelakai orang atau hewan peliharaan.

Sampah dan Pupuk

  • Masukkan sampah organik dari dapur atau daun dan ranting kering dari kebun. Padatkan selalu sampah menggunakan tongkat. Jika lubang telah penuh, pindahlah ke lubang berikutnya, terus secara berurutan.
  • Dalam beberapa minggu sampah akan menyusut. Saat itulah lubang biopori mulai terbentuk di dalam tanah dan memperbanyak penyerapan air. Hilangkan tanah yang mungkin menumpuk di atas tanah yang menghalangi jalan masuk air.
  • Sampah yang mengalami pelapukan akan menjadi pupuk berupa kompos. Cirinya sampah berubah menjadi coklat kehitaman, mudah hancur dan beraroma seperti tanah. Pemanenan bisa dilakukan dengan bor yang sama untuk membuat lubang.

 

 

sumber : www.intisari-online.com

http://intisari-online.com/

Rate this post