PRO Kontra Keramba Jaring Apung

Artikel

Produksi ikan nasional dari tahun ke tahun terus meningkat. Di Tahun 2019, peningkatan produksi ikan nasional didukung oleh teknologi budidaya ikan air tawar yang terus berkembang pesat melalui Keramba Jaring Apung (KJA). KJA banyak dilakukan di perairan umum seperti sungai, danau, waduk, dan situ. Budidaya dengan Keramba Jaring Apung ini sangat dibutuhan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan karena sangat ramah lingkungan bagi budidaya ikan air tawar. Selain itu, budidaya ikan air tawar melalui cara ini juga menjadi ujung tombak bagi pemenuhan kebutuhan protein hewani yang terjangkau bagi masyarakat.

Budidaya ikan melalui KJA menjadi cara yang cukup efektif karena dapat memenuhi kebutuhan konsumsi ikan nasional yang diprediksi mencapai 40 kg ikan per kapita per tahunnya. Jumlah produksi ikan dari tahun 2015 hingga 2016 meningkat 6,9 persen di angka 11,5 ton dari perikanan air tawar yang berasal dari budidaya Keramba Jaring Apung. Namun penggunaan teknologi budidaya air tawar dengan cara Keramba Jaring Apung ini perlu diimbangi dengan pertimbangan akan daya dukung perairan.

Dilihat dari dampak penggunaannya yang telah berlangsung sejak tahun 2005, KJA ini memiliki pengaruh pada beberapa aspek kehidupan. Diantaranya dampak positif seperti memberikan efek multiplier terhadap penyerapan tenaga kerja baik secara langsung dan tidak langsung. Berhubung jumlah penduduk di tahun 2030 semakin meningkat, budidaya perikanan menjadi alternatif lahan pekerjaan bagi penduduk produktif yang menjadi bonus demografi Indonesia.

Sebaliknya, Keramba Jaring Apung memberikan pengaruh pada aspek sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan. Dimana teknologi budidaya ikan melalui cara ini dapat mengurangi kesuburan perairan karena memanfaatkan fifoplankton dan tumbuhan air sebagai pakan yang digunakan. Selain itu, sanitasi lingkungan pun harus memenuhi persyaratan Cara Budidaya Ikan yang Baik dan sesuai standar KPP.

Meskipun teknologi budidaya ikan air tawar memberikan keuntungan bagi peningkatakan perikanan nasional, cara KJA ini justru juga memicu pro kontra dalam pelaksanaannya. Di satu sisi adanya KJA pada beberapa waduk di Indonesia menguntungkan, lantaran produksi ikan menjadi tinggi. Di sisi lain, berdasarkan hasil kajian kondisi kualitas air di waduk tersebut berpengaruh kepada kualitas ikan. Di beberapa daerah di Jawa Barat, terdapat penertiban 1.300 Keramba Jaringan Apung di Waduk Cirata, Jawa Barat karena memberikan dampak buruk bagi ekosistem disekitarnya. Penertiban ini dilakukan oleh Komando Daerah Militer III Siliwangi bersama Pemerintah Daerah Jawa Barat untuk mendukung program Citarum Harum. Daerah Citarum sudah mengalami over populasi dengan jumlah 98.397 petak dimana jumlah ini telah melebihi kuota daya dukung yang ditetapkan pemerintah sebanyak 12.000 petak sesuai Keputusan Gubernur Jabar No. 41 Tahun 2012.

Hal diatas menjelaskan bahwa penggunaan Keramba Jaring Apung ini tidak selalu memberikan manfaat. Jika pengembangan budidaya ikan air tawar dengan cara ini terlalu berlebihan, tentu akan merusak ekosistem disekitarnya. Sama halnya di Danau Toba, Pemerintah juga membatasi budidaya ikan melalui KJA karena berpotensi merusak ekonomi senilai Rp. 1,7 triliun. Angka tersebut berasal dari nilai ikan yang dilarang produksi, nilai pakan yang tidak bisa digunakan serta keberadaan KJA yang mangkrak membuat tenaga kerja banyak yang mengganggur.

Apabila budidaya ikan air tawar melalui KJA ini dihapuskan atau dikurangi peredarannya karena merusak ekosistem, tentu akan berpengaruh pada hilangnya mata pencaharian petani dan nelayan serta karyawan perusahaan budidaya ikan. Akibatnya, para nelayan dan pembudidaya ikan melakukan aksi protes kepada Presiden Joko Widodo dengan memberikan petisi yang mendesak pemerintah untuk meninjau ulang pembatasan dan penghapusan KJA.  Yana, perwakilan pembudidaya ikan KJA mengatakan bahwa KJA hanya menyumbang 10 persen dari total limbah yang ada di air, dan hal itu tidak terlalu merusak lingkungan ekosistem. Meskipun banyak pro dan kontra dalam penggunaan teknologi Keramba Jaring Apung, tetap saja Indonesia harus melakukan perbaikan sistem untuk budidaya ikan air tawar ini. Jika pemerintah membatasi penggunaan budidaya dengan cara KJA, harusnya ada solusi lain yang diberikan mengingat KJA merupakan kontribusi terbesar dalam produksi ikan nasional.

Referensi:

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3780058/keramba-jaring-apung-jadi-solusi-tingkatkan-produksi-ikan-air-tawar
https://www.liputan6.com/regional/read/3594370/penertiban-1300-keramba-jaring-apung-di-waduk-cirata-demi-citarum-harum
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3678174/nelayan-tolak-pembatasan-penggunaan-keramba-jaring-apung
https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2019/04/04/keramba-jaring-apung-ditertibkan-produksi-ikan-bakal-turun

sumber gambar: www.mongabay.co.id

Rate this post