PENGHEMATAN ENERGY DENGAN ISO 50001 SISTEM MANAJEMEN ENERGI

Manajemen energi adalah program terpadu yang direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis untuk memanfaatkan sumberdaya energi dan energi secara efektif dan efisien dengan melakukan perencanaan, pencatatan, pengawasan dan evaluasi secara kontinu tanpa mengurangi kualitas produksi/pelayanan. Manajemen energi pencakup perencanaan dan pengoperasian unit konsumsi dan produksi yang terkait dengan energi. Tujuan manajemen energi yaitu konservasi sumber daya, perlindungan iklim, dan penghematan biaya. Bagi konsumen, manajemen energi menjadikan mereka mendapatkan akses terhadap energi sesuai dengan yang mereka butuhkan. Manajemen energi sangat terkait dengan manajemen lingkungan, manajemen produksi, logistik, dan fungsi terkait bisnis lainnya.

Tujuan manajemen energi di dalam industri yaitu
1. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya energi dan energi
2. Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya energi dan energi
3. pemanfaatan peluang untuk meningkatkan daya saing perusahaan

Terdapat usulan bagi terciptanya program manajemen energi yang sukses diambil dari buku “Energy Management Handbook”, yakni:
1. Mengontrol energi dari biaya konsumsi energi atau tarif perusahaan utilitas (dalam rupiah), bukan energi dari jumlah kalor yang digunakan (BTU, TR, KW).
2. Mengontrol energi sebagai bagian dari biaya produksi bukan sebagai bagian dari manufaktur atau general overhead.
3. Hanya mengontrol dan memonitor konsumsi energi paling utama, yakni 20% yang menyumbang 80% biaya.
4. Menerapkan usaha yang besar yakni dengan berinvestasi pada pemasangan kontrol dan upaya lain untuk memperoleh hasil penghematan.

Untuk mengontrol penggunaan energi The International Organization for Standardization (ISO) mengeluarkan ISO 50001 Energy Management. Standar ini adalah standar yang digunakan untuk mengelola kinerja energi termasuk efisiensi dan konsumsi energi. Konsep SNI ISO 50001 menggunakan model Sistem Manajemen dengan pendekatan siklus Plan, do, check, action untuk perbaikan berkelanjutan. Indonesia selaku anggota ISO mengadopsi secara identik standar tersebut menjadi SNI ISO 50001 Sistem Manajemen Energi

Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Eenergi dan Sumber Daya Minerall PERATURAN MENTERI ESDM NO. 14/2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI yang menetapkan industri dengan penggunaan energi lebih dari 6000 TOE (ton oil equivalent) wajib menerapkan system manajemen energi dan industri dengan penggunaan energi kurang dari 6000 TOE (ton oil equivalent) agar menerapkan system manajemen energi atau melakukan penghematan energi. Perusahaan yang menerapkan system manajemen energi dan berhasil 3 tahun berturut-turut dapat menurunkan Konsumsi Energi Spesifik minimal 2% per tahun mendapatkan insentif berupa Audit Energi dalam pola kemitraan yang dibiayai oleh Pemerintah dan Mendapat prioritas pasokan energi. Materi ini disampaikan oleh Supriyadi dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Perusahaan yang telah menerapkan ISO 50001 diantaranya PT. Argopantes berhasil melakukan penghematan hingga 6,12 % pada tahun 2012 dan Tahun 2013 mencapai 1,69 % (per Agustus 2013). Untuk mencapai penghematan tersebut, PT Argopantes membentuk tem manajemen energi yang bertugas mengidentifikasi penggunaan energi, mengidentifikasi potensial pemborosan energi dan melaksanakan program penghematan energi. Air yang mengucur dari kran yang sudah rusak pun dihitung sebagai pemborosan energi (air tanah yang terbuang dan listrik yang digunakan)

5/5 - (1 vote)