Naiknya Gas Rumah Kaca Akibat Tsunami Jepang 2011 Silam

Energy

Semenjak bencana tsunami yang melanda Tohuku, Jepang, 2011 silam, kadar gas holokarbon di atmosfer bumi meningkat.

Studi terakhir menemukan bahwa bencana tsunami yang melanda Jepang tahun 2011 silam menyisakan gas-gas penyebab efek rumah kaca di atmosfer bumi.

Meski negara tersebut dinilai sigap dalam upaya mencegah dan menanggulangi bencana gempa, pemerintah tidak dapat mencegah dampak berbahaya yang dibawa oleh gas-gas yang dihasilkan dari alat-alat elektronik (kulkas, AC) yang hancur akibat gempa dan tsunami.

Sebanyak 7.275 ton gas holokarbon dilepas ke udara dari barang-barang elektronik yang rusak akibat gempa di Tohoku, 11 Maret 2011 lalu. “Semenjak bencana tersebut, kadar gas holokarbon di atmosfer bumi meningkat sebanyak 91%,” ujar Takuya Saito, ketua peneliti dari National Institute for Environmental Studies di Tsakuba, Jepang.

Tiga jenis holokarbon yang lepas merusak lapisan pelindung atmosfer bumi dan nantinya berdampak pada proses pemanasan global, yaitu chlorofluorocarbon (CFC), hydrochlorofluorocarbon (HCFC) dan hydrofluorocarbon (HFC). Ketiga halocarbon tersebut merusak lapisan ozon bumi yang menjadi pelindung bagi kehidupan bumi dari bahaya radiasi sinar ultraviolet.

Studi yang dilakukan Saito menunjukkan adanya kenaikan gas HCFC sebanyak 38%, terhitung sejak Februari 2011 (satu bulan sebelum tsunami terjadi) sampai Maret 2012. Hal itu menandakan total kenaikan emisi holokarbon di atmosfer bumi sebesar 50%. Penemuan ini kemudian diterbitkan di jurnal online Geophysical Research Letters.

sumber : nationalgeographic.co.id

Rate this post