Mengkonsumsi Daging Sapi Percepat Perubahan Iklim loh..

Para vegetarian, atau pemakan sayur mempercayai prinsip kalau berhenti mengonsumsi daging adalah keputusan yang tepat secara kesehatan. Sebuah penelitian menunjukan kalau mengurangi konsumsi daging tidak hanya menyehatkan badan tapi juga menyehatkan bumi. Karena ternyata semakin banyak konsumsi daging semakin cepat pula kita menghadapi perubahan iklim.

Sebuah studi yang diterbitkan jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences telah menemukan bahwa cara paling efektif untuk mengurangi dampak lingkungan dari konsumsi pangan manusia adalah dengan menekan konsumsi daging sapi mengingat hewan ternak menyumbang sekitar 20 persen emisi gas rumah kaca global. Fakta mencengangkan lain dari studi tersebut adalah ternyata meski tidak sebesar produksi emisi karbon dari daging sapi konsumsi daging unggas dan susu sapi juga menyumbang emisi karbon yang cukup banyak.

Menurut Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa, “industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). ” Hampir seperlima (20 persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia.

Sektor peternakan telah menyumbang 9 persen karbon dioksida, 37 persen gas metana (mempunyai efek pemanasan 72 kali lebih kuat dari CO2 dalam jangka 20 tahun, dan 23 kali dalam jangka 100 tahun), serta 65 persen dinitrogen oksida (mempunyai efek pemanasan 296 kali lebih lebih kuat dari CO2). Peternakan juga menimbulkan 64 persen amonia yang dihasilkan karena campur tangan manusia sehingga mengakibatkan hujan asam.

Yang paling mencengangkan adalah mendapati bahwa produk susu punya dampak lingkungan yang sebanding dengan daging babi atau unggas. Kami menemukan bahwa susu memiliki dampak lingkungan per kalori atau per protein serupa dengan segala jenis daging, kecuali daging sapi yang jauh lebih parah.

Pasangan aktivis lingkungan dan penulis buku “Cowed: The Hidden Impact of 93 Million Cows on America’s Health, Economy, Politics, Culture, and Environment”, Denis Hayes dan Gail Boyer Hayes, mengatakan bahwa jumlah karbon dioksida yang dihasilkan dari produksi daging sapi tiap ponnya (1 pon=453gram) ternyata jauh lebih besar dari CO2 yang dihasilkan dari pembakaran bensin.

Organisasi pangan PBB, Food and Agriculture Organization (FAO) memperkirakan, industri daging dunia menyebabkan hampir seperlima emisi gas rumah kaca di dunia. Faktanya, emisi gas rumah kaca atau emisi karbon ikut mengakibatkan dan memicu perubahan iklim. Menurut ilmuwan, 13.000 – 15.000 liter air diperlukan hanya untuk memproduksi sekilo daging. Jadi, dengan memilih menyantap sayuran kita bisa mengurangi penggunaan air dan jejak karbon di seluruh dunia.

Nah mulai hari ini kita harus mengurangi konsumsi daging merah dan lebih banyak mengkonsumsi sayuran, karena tidak salahnya untuk tetap mulai mengurangi konsumsi daging demi kelestarian bumi.

Sumber : nationalgeographic.co.id, tribunnews.com, ecoyouthtoyota.com, www.perubahaniklim.net

1/5 - (1 vote)