Mengenal Bahan Kimia Berbahaya yang Diduga Menjadi Petaka di Beirut

Artikel

Kejadian ledakan di Beirut masih menjadi sorotan mata seluruh dunia. Dugaan terkait adanya “gudang berbahaya” yang menyimpan bahan berbahaya dan tidak dilakukan pengamanan dan pengawasan khusus, menjadi wake up call bagi seluruh penggiat industri khususnya mereka yang menggunakan bahan kimia berbahaya pada proses bisnisnya. Bahan kimia berbahaya yang diduga menjadi penyebab ledakan ini merupakan amonium nitrat seberat 2,750 ton yang disita dari salah satu kapal pada 2014. Amonuim nitrat ini disimpan selama 6 tahun inilah yang diduga oleh beberapa pihak menjadi petaka di Beirut. Seberapa berbahayakah amonium nitrat ini?

Mungkin banyak yang sudah mengetahui bahwa amonium nitrat sering digunakan di bidang pertanian karena mengandung nitrogen tinggi. Selain itu, amonium nitrat juga merupakan komponen utama ANFO [(Amonium Nitrate (AN) sebesar 95,3% dan Fuel Oil (FO) sebanyak 5,7 %)] bahan peledak yang merupakan campuran emulsi yang digunakan dalam penggalian, penambangan, sipil, konstruksi, campuran pembeku, zat pengoksidasi dan lain-lain.

Walaupun berguna di beberapa bidang industri, terdapat beberapa risiko yang dapat ditimbulkan oleh amonium nitrat, misalnya:

  • Jika terhirup, dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dengan gejala batuk, sakit tenggorokan dan napas yang pendek. Menyebabkan methemoglobinemia, sianosis, konvulsi, takikardia, dispnea, dan kematian. Dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernafasan dengan tenggorokan sakit, batuk, sesak napas dan edema paru tertunda.
  • Jika kontak dengan kulit, dapat menyebabkan iritasi dengan gejala kulit memerah, gatal dan terasa perih.
  • Jika kontak dengan mata, dapat menyebabkan iritasi, mata memerah dan perih
  • Jika tertelan, dalam jumlah besar menyebabkan pusing, sakit perut, muntah, diare yang berdarah, lemah, kejang, kolaps dan iritasi gastrointestinal.
  • Paparan jangka panjang dapat menyebabkan lemah, depresi, sakit kepala, dan kerusakan mental. Dapat menyebabkan methemoglobinemia, yang dicirikan oleh darah berwarna coklat-coklat, sakit kepala, lemah, pusing, sesak napas, sianosis (kebiruan kulit akibat kekurangan oksigenasi darah), denyut jantung cepat, ketidaksadaran dan kematian mungkin.

Jika ada jumlah amonium nitrat yang cukup, amonium nitrat dapat menghasilkan panas untuk menjaga api tetap menyala dan tetap terbakar, tanpa perlu tambahan elemen dari luar seperti nyala api. Ketika terbakar, amonium nitrat mengalami perubahan kimia yang mengarah pada produksi oksigen. Diketahui, dalam teori segitiga api, salah satu elemen yang dapat membuat api menyala adalah adanya oksigen. Ketika memanas, bahan kimia dapat melebur menjadi satu, menciptakan segel atau steker yang jika dipanaskan terus menerus akan membentuk suatu gas. Gas panas yang terus membesar, tetapi tidak dapat lolos atau terperangkap, Akhirnya, gas tersebut akan menembus segel atau steker dan kekuatan itu akan memicu ledakan.

Diduga hal tersebutlah yang memicu ledakan besar pada Selasa (4/8) pukul 18.07 waktu setempat. Berkaca dari kejadian ini, para penggiat industri yang menggunakan amonium nitrat, hendaknya kembali memperbaiki sistem penanganan bahan kimia berbahaya yang disimpan dan digunakannya agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan, pengaturan penyimpanan dapat dilakukan dengan cara:

  • Bahan disimpan dalam wadah yang tertutup rapat.
  • Disimpan ditempat yang dingin, kering, ventilasi yang baik,
  • Hindari kontak dengan panas, percikan, nyala dan bahan mudah terbakar lainnya
  • Hindari wadah yang rusak untuk mencegah kerusakan fisik.
  • Terpisah dari bahan yang mudah menyala, bahan organik dan bahan yang mudah teroksidasi.
  • Hindarkan tempat penyimpanan yang berlantai kayu.
  • Jangan disimpan di atas temperature 54°C ( 130°F ) dan sebaiknya di bawah temperature <30°C ( 86 F ).
  • Wadah bahan ini mungkin berbahaya ketika kosong karena mereka mempertahankan residu produk (debu, padat); amati semua peringatan dan tindakan pencegahan yang terdaftar untuk produk. Jangan menekan, potong, las, mengeraskan, solder, bor, menggiling, atau mengekspos wadah kosong untuk panas, percikan atau nyala api terbuka

Meskipun demikian, penyebab ledakan di Lebanon masih dalam proses investigasi, diharapkan kita dapat menunggu hasil akhirnya dan belajar dari kejadian ini agar kejadian serupa tidak terulang kembali di manapun. Semoga para korban yang terluka semoga dapat pulih kembali.

 

Referensi:

  1. Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas)Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RITahun 2012
  2. republika.co.id
  3. bbc.com
Rate this post