LUBANG RESAPAN BIOPORI MENGURANGI BANJIR

Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah lubang resapan yang dibuat di tanah dengan menggunakan bor sedalam 1 m, lubang sedalam ini akan di isi dengan sampah-sampah organik seperti daun,sisa makanan,dll. Sampah organik yang diisikan merupakan sumber makanan dan energi dari mikroorganisme dan fauna-fauna tanah. Jadi mereka semua akan bergerak menuju sumber makan dan membuat pori-pori di sekitar tanah. Nah, gunanya adalah misalkan terjadi hujan lebat, air hujan yang jatuh akan langgsung menuju tanah apabila tidak ada intersepsi, dan bergerak menuju permukaan yang lebih rendah, biasanya ke got atau parit, peran biopori disini adalah meloloskan air masuk ke dalam lubang biopori tersebut, air yang masuk ke dalam lubang akan masuk melalui pori-pori mikro tanah sehingga tidak akan terjadi apa yang dinamakan air tergenang dan bisa mengakibatkan banjir khususnya di daerah Jakarta yang terkenal akan banjirnya.

LRB saat ini Biopori menjadi populer berkat jasa baik Kamir S. Brata yang menerapkan teknologi tepat guna untuk mengatasi banjir dan sampah, memelihara kelestarian air bawah tanah.

Untuk manfaat dari LRB sendiri adalah sebagai berikut : (1) memelihara cadangan air tanah, (2) mencegah terjadi keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah, (3) menghambat intrusi air laut, (4) mengubah sampah organik menjadi kompos, (5) meningkatkan kesuburan tanah, (6) menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah, (7) mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah, (mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran udara dan perairan (9) mengurang emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), (10) serta mengurangi banjir, longsor, dan kekeringan.

Membuat lubang resapan biopori sangat mudah namun membutuhkan tenaga dan keringat yang cukup besar dan banyak, tidak disarankan untuk perempuan. Langkah-langkah pembuatan lubang biopori sebagai berikut :
1. Buat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter sepuluh sentimeter, kedalaman sekitar seratus sentimeter atau tidak melampaui kedalaman air tanah pada dasar saluran atau alur yang telah dibuat. Jarak antarlubang 50–100 cm.
2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar dua sampai dengan tiga sentimeter, setebal dua sentimeter di sekeliling mulut lubang.
3. Segera isi lubang LRB dengan sampah organik yang berasal dari sisa tanaman yang dihasilkan dari dedaunan pohon, pangkasan rumput dari halaman atau sampah dapur.
4. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang menyusut karena proses pelapukan.
5. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang.

Demikianlah sekilas tentang lubang resapan biopori, semoga bermanfaat bagi kita dalam menjaga kelestarian bumi kita yang semakin kritis ini.

Rate this post