Lapangan Kerja Bidang Energi Hijau Terbuka Luas (Huge Potential for Green Energi Jobs)

Pengembangan energi terbarukan (renewable energy) dipercaya sebagai salah satu solusi bagi pemanasan global (climate change), menuju hidup lestari (sustainable life) di muka Bumi. Berbagai negara, terutama negara-negara maju, telah memiliki kebijakan pengembangan renewable energy. Sebagai akibatnya, kucuran dana pemerintah pada bidang ini semakin besar, dan pada gilirannya, industri di bidang renewable energi pun berkembang pesat.

173

Efek positif dari kebijakan tersebut adalah tebuka lapangan kerja baru di bidang renewable energy dalam jumlah besar. Bulan Desember 2007, empat organisasi internasional merilis sebuah laporan mengenai pengaruh global dari ekonomi hijau (green economy). Laporan berjudul “Green Job: Toward Descent Work in Sustainable, Low Carbon World” tersebut mengatakan bahwa jutaan peluang kerja baru di bidang teknologi hijau akan tercipta dalam satu dekade ke depan (Renewable Energy World, 2008). Empat organisasi yang mendanai pembuatan laporan tersebut adalah Program Lingkungan PBB (UNEP), Organisasi Buruh Internasional PBB (ILO), International Trade Union Confederation, dan International Organization of Employers. Laporan tersebut disusun oleh the Worldwide Institute dengan konsultan teknis Cornell University Global Labor Institute.

Salah satu kalimat menarik di dalam laporan tersebut, sebagaimana dikutip Renewable Energy World berbunyi: Ekonomi lestari (sustainable economy) tidak bisa lagi mengabaikan biaya-biaya sosial dan lingkungan sebagai akibat dari kegiatan pembangunan. Biaya-biaya kesehatan yang dibayar oleh masyarakat sebagai akibat dari polusi misalnya, mesti dimasukkan ke dalam harga produk yang dalam proses produksinya menyebabkan polusi tersebut.174

Menurut laporan ini, dari sektor renewable energy saja, 2,3 juta orang telah mendapatkan pekerjaan dalam beberapa tahun terakhir, dan potensi pertumbuhan lapangan kerja di bidang ini amat besar. Diperkirakan hingga 2030, sekitar 2,1 juta lapangan kerja di bidang energi angin akan terbuka, dan 6,3 juta di bidang energi surya. Secara total, di semua bidang renewable energy akan terbuka lapangan kerja hingga 20 juta.

Lapangan kerja di sektor bangunan hemat energi pun akan berkembang pesat. Di Eropa dan Amerika saja, diperkirakan akan terbuka peluang kerja baru di bidang ini hingga 3,5 juta. Sedangkan di negera-negara berkembang potensinya lebih besar.

Germany Continues To Invest In Wind Energy

Contoh di beberapa negara menunjukkan lapangan kerja hijau yang tersedia: 600 ribu di China (solar thermal), 200 ribu di Nigeria (biofuel), 900 ribu di India (biomass), 25 ribu di Afrika Selatan (supplai air), dll.

Catatan tambahan:

Di Indonesia, belum ada data (atau moga-moga saya yang belum tahu) mengenai lapangan kerja hijau (misalnya bidang energi terbarukan). Saya berasumsi bahwa lapangan kerja bidang ini di Indonesia belum berkembang. Penyebabnya karena belum ada kepastian mengenai pengembangan energi hijau di Indonesia. Memang sudah ada kebijakan yang mengatakan bahwa tahun 2020, sekitar 17% energi indonesia berasal dari sumber energi terbarukan. Namun yang jadi persoalan, antara peraturan dan pelaksanaan kadang-kadang tidak selalu selaras. Moga-moga kali ini beda.

Yang dibutuhkan Indonesia adalah kepastian hukum dari pengembangan energi terbarukan. Jadi bukan cuma target 17%, tapi disertai dengan langkah-langkah strategisnya. Hal lain yang diperlukan adalah adanya pasar bagi teknologi energi terbarukan untuk mendorong industri. Kedua hal ini memerlukan campur tangan pemerintah, sebab renewable energy sulit berkembang jika situasi pasar energi masih seperti ini, di mana subsidi untuk sumber energi fossil masih besar.

Sumber : kunaifi.wordpress.com

Rate this post