Wei-Hock Soon, ilmuwan yang sering menolak tentang perubahan iklim di Amerika Serikat, disinyalir telah dibayar sebesar US$ 1.2 juta oleh perusahaan energi. Menurut laporan yang dilansir The New York Times, duit tersebut digunakan untuk menerbitkan sejumlah karya ilmiah tentang penolakan perubahan iklim.
Adalah Greenpeace, melalui Freedom of Information Act, yang mendapatkan sejumlah dokumen tentang kongkalingkong tersebut antara Soon dan beberapa perusahaan.
Menurut laporan Times, duit tersebut bukanlah yang pertama. Sebelumnya, pada 2011 Soon dikabarkan menerima sejumlah âdana hitamâ sebesar US$ 131 ribu dari ExxonMobil untuk membuat kajian peran matahari dalam perubahan iklim. âPadahal, kebenaran laporan tersebut dipertanyakan,â tulis Times seperti dikutip dari The Verge, Selasa, 24 Februari 2015.
Times menulis bahwa Soon hanya memberikan sedikit latar belakang tentang perubahan iklim yang dipengaruhi matahari. Bahkan, Soon berani menulis bahwa mataharilah yang semakin memanaskan bumi, bukan aktivitas manusia.
Laporan Soon tersebut sampai dikutip oleh Senator James Inhofe, Ketua Komite Lingkungan dan Pekerjaan Umum Senator. Dalam satu kesempatan Inhofe mengatakan, âSoon merupakan ilmuwan yang tak terbantahkan.â
Padahal, menurut Direktur Eksekutif Climate Investigations Center, Kert Davies, data di lapangan menunjukkan bahwa perubahan iklim terjadi akibat semakin tinggi pemakaian bahan bakar fosil. Davies menyebut data yang dipakai Soon dalam karya ilmiahnya sebagai data yang telah kadaluarsa.
âKarya Soon tak memasukkan data terbaru tentang aktivitas manusia dan perusahaan minyak-tambang,â ujar dia.
Charles R. Alcock, Direktur Harvard-Smithsonian Center for Astrophysicsâtempat Soon bekerja sebagai peneliti paruh waktuâmenyebut Soon telah melanggar standar penelitian ilmiah. âKarena ulah Soon, sains telah diputar-balikkan,â ujarnya.
Sumber :Â www.tempo.co