Training Kebisingan di Tempat Kerja

Pendahuluan Training Kebisingan di Tempat Kerja 

Industrialisasi akan selalu diiikuti oleh penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan serta peralatan yang lebih komplek, namun sering kali berakibat buruk baik terhadap manusia maupun lingkungan. Ditempat kerja terdapat beberapa bahaya yang mempengaruhi lingkungan kerja seperti faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi serta psikologi.Kebisingan merupakan sumber bahaya dari faktor fisika di tempat kerja, yang sumber bahaya tersebut perlu dikendalikan agar tercipta lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan produktif bagi tenaga kerja.

Pengertian Kebisingan

Masalah kebisingan tidak hanya merupakan masalah di tempat kerja saja, tetapi juga di sekitar kita seperti suara pesawat terbang, suara senapan, dll.Pengertian kebisingan adalah bunyi atau suara yang timbul yang tidak dikehendaki yang sifatnya mengganngu dan menurunkan daya dengar seseorang.

Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke gendang telinga. Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.Getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga tengah ke jendela oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan dan sel rambut. Sel rambut yang berbeda memberikan respon terhadap frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi gelombang saraf. Gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat saraf pendengaran yang akan membawanya ke otak.Getaran dari gendang telinga diperkuat secara mekanik oleh tulang-tulang tersebut dan dihantarkan ke jendela oval.

Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20.000 Hz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya.
Suara yang sangat keras menyebabkan kerusakan pada sel rambut, karena sel rambut yang rusak tidak dapat tumbuh lagi maka bisa terjadi kerusakan sel rambut progresif dan berkurangnya pendengaran

Jenis Kebisingan:

  1. Bising kontinu (terus menerus) seperti suara mesin, kipas angin, dll.
  2. Bising intermitten (terputus putus) yang terjadi tidak terus menerus seperti suara lalu lintas, suara pesawat terbang.
  3. Bising Impulsif yang memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu yang cepat sehingga mengejutkan pendengarnya seperti suara senapan, mercon, dll
  4. Bising impulsif berulang yang terjadi secara berulang-ulang pada periode yang sama seperti suara mesin tempa.

Pengaruh Kebisingan terhadap tenaga kerja adalah sebagai berikut :

  1. Gangguan fisiologis

Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, nadi dan dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris

  1. Gangguan psikologis

Gangguan psikologis berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, emosi dll.

  1. Gangguan komunikasi

Gangguan komunikasi dapat menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan bisa berakibat kepada kecelakaan karena tidak dapat mendengar isyarat ataupun tanda bahaya.

  1. Gangguan pada pendengaran (Ketulian)

Merupakan gangguan yang paling serius karena pengaruhnya dapat menyebabkan berkurangnya fungsi pendengaran. Gangguan pendengaran ini bersifat progresif tapi apabila tidak dilakendalikan dapat menyebabkan ketulian permanen.

cara mengendalikan kebisingan :

  1. Pengurangan kebisingan pada sumbernya

Hal ini bisa dilakukan dengan menempelkan alat peredam suara pada alat yang bersangkutan. Pada waktu sekarang penelitian dan perencanaan yang disertai teknologi modern, mesin-mesin baru yang mutakhir tidak lagi banyak menimbulkan kebisingan. Suara yang ditimbulkan juga suda tidak lagi mengganggu dan membahayakan lingkungan.

  1. Penembatan penghalang pada jalan transmisi

usaha ini dilakukan dengan jalan mengadakan isolasi ruangan atau alat-alat penyebab kebisingan dengan jalan menempatkan bahan-bahan yang mampu menyerap suara sehingga suaara-suara yang keluar tidak lagi merupakan gangguan bagi ligkungan.

  1. Pemakaian sumbat atau tutup telinga

Cara ini terutama dianjurkan kepaa orang yang berada di sekitar sumber kebisingan yang tidak dapat dikendalikan, seperti ledakan. Alat penyumbat telinga ini bisa mengurangi intensitas kebisingan kurang lebih 24 dB.

Selain itu, bagi orang yang bekerja di ruangan dengan kebisingan di atas 100 dB diharuskan memakai tutup telinga

 

 

Rate this post