harga cabai, harga cabai turun,

Harga Cabai Rendah, Petani Terpukul

BANYUWANGI — Harga cabai merah dan cabai rawit di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mencapai titik terendah dalam setahun ini. Harga cabai rawit kini hanya Rp 8.000 per kg, sedangkan cabai merah Rp 2.500 per kg. Harga itu jauh lebih rendah daripada harga normal, masing-masing Rp 50.000 dan Rp 15.000 per kg.

Rendahnya harga cabai memukul petani. Sebelum harga jatuh, Juni hingga Juli lalu mereka telah merugi karena tanaman cabai kering akibat terkena abu Gunung Raung yang meletus.

Abdul Aziz (45), petani Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, mengatakan, dua hari harga cabai rawit hanya Rp 10.000 per kg. Selasa (6/10), harganya kian anjlok menjadi Rp 8.000 per kg. Tidak tertutup kemungkinan harga akan terus turun.

Dengan harga rendah itu, Abdul Aziz gigit jari. Harga Rp 8.000 per kg pun sebenarnya tak sepenuhnya ia nikmati. “Biaya buruh petik Rp 2.000 per kg. Kalau harga cabai Rp 8.000 per kg, hanya dapat Rp 6.000,” ujarnya.

Hal serupa dikeluhkan Madrawi (49), petani lain. Selama enam bulan masa tanam cabai, ia telah menghabiskan modal Rp 35 juta untuk sewa lahan dan biaya tanam. Saat memasuki masa panen Juli lalu, ia gagal panen karena tanamannya terkena abu letusan Gunung Raung. Kini, saat panen berikutnya, ia hanya mendapatkan Rp 12 juta. Cabai merah hanya berharga Rp 2.500 per kg.

Menurut Ketua Asosiasi Petani Cabai Banyuwangi Asrofi, harga cabai merah bahkan pernah menyentuh Rp 1.500 per kg, tiga hari lalu. Petani cabai merah di Kecamatan Genteng tak memanen cabai karena biaya ongkos petik dan harga tak sebanding.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, dinas perindustrian dan perdagangan akan dilibatkan dalam mengendalikan harga cabai. “Caranya dengan mengolah produk. Cabai yang saat panen berharga rendah diolah jadi cabai kering atau diolah jadi sambal jadi. Pelatihan dan pemasaran akan dibantu dinas perindustrian. Dengan cara itu, petani bisa mengakali tengkulak yang nakal,” ujar Anas.

Di daerah tetangganya, Kabupaten Jember, pada awal musim panen kedelai ini harga di tingkat petani hanya Rp 6.200-Rp 6.300 per kg. Saat panen raya yang tinggal dua pekan lagi, dikhawatirkan harga kedelai akan semakin turun.

Gatot Sudibyo, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, Jember, mengatakan, pada musim kemarau ini hampir seluruh lahan di desa itu, seluas 640 hektar, ditanami kedelai.

Bambang Supriyono, petani kedelai di Desa Bangsalsari, bingung dengan harga yang hanya Rp 6.300 per kg, padahal kualitas kedelai bagus.

Luluk Herman, Kepala Seksi Penyuluhan Dinas Pertanian Jember, mengatakan, petani mengusulkan agar pemerintah menetapkan harga pembelian kedelai di atas Rp 7.500 per kg.

Dari Brebes, Jawa Tengah, dilaporkan, hama ulat grayak menyerang sebagian tanaman bawang merah di kabupaten itu. Cuaca panas dan kering memudahkan ulat berkembang biak.

Serangan ulat grayak mengakibatkan menurunnya produktivitas tanaman bawang merah hingga 50 persen, seperti dikeluhkan petani di Kecamatan Wanasari dan Bulakamba.

Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia yang juga petani bawang merah di Desa Sidamulya, Kecamatan Wanasari, Juwari, Selasa, mengatakan, ulat grayak menyerang sebagian besar tanaman bawang merah di wilayah Brebes.

sumber : http://print.kompas.com/

Rate this post