Pada pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) selama masa pandemi COVID-19. Seperti diketahui, bahwa PHBS ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan individu dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan (Personal Hygiene). Tapi apakah kalian tahu tentang Personal Hygiene? Apa fungsinya? Dan apa saja faktor yang memengaruhinya?
Dalam bahasa Yunani, personal artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Menurut Potter & Perry (2005), didefinisikan sebagai tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahterahan fisik dan psikis. Dengan menerapkannya, derajat kesehatannya akan meningkat, mencegah berbagai penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan keindahan.
Namun, dalam penerapannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu budaya, nilai sosial pada individua tau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, dan persepsi terhadap perawatan diri. Sedangkan menurut Potter & Perry (2005), ada 7 faktor yang memengaruhi seseorang untuk melakukan personal hygiene, antara lain:
- Citra Tubuh
Penampilan fisik seseorang adalah konsep subjektif dari citra tubuh. Citra tubuh memengaruhi cara seseorang mempertahankan hygiene. Adanya perubahan fisik yang disebabkan oleh pembedahan ataupun penyakit, makan dibutuhkan usaha yang lebih untuk tetap mempertahankan hygiene.
- Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial dalam pergaulan seseorang dapat sangat memengaruhi hygiene. Saat usia anak-anak, praktik hygiene didapatkan dari orang tua. Kebiasaan hidup di rumah, kebersihan lingkungan rumah, dan bagaimana anak diajarkan cara merawat diri. Seiring dengan bertambahnya usia, pergaulan di sekolah akan merubah cara praktik personal hygiene.
- Status Sosial Ekonomi
Pendapatan seseorang juga menjadi faktor yang sangat memengaruhi hygiene. Kemampuan seseorang untuk membeli peralatan dan bahan-bahan untuk merawat kebersihan diri dan lingkungan.
- Pengetahuan
Saat ini tidak sedikit seseorang yang tidak paham mengenai pentingnya hygiene bagi kesehatan. Oleh karena itu, faktor pengetahuan juga memengaruhi walaupun pengetahuan itu sendiri tidak cukup untuk memotivasi seseorang untuk menerapkan personal hygiene dalam dirinya.
- Kebudayaan
Kebudayaan memengaruhi personal hygiene karena cara yang diterapkan di satu daerah dan daerah lainnya akan berbeda. Penggunaan air untuk membersihkan diri setelah dari jamban adalah budaya yang ada di Indonesia. Sedangkan, untuk di negara-negara luar, seperti Jepang, China, dan Korea, cukup menggunakan tissue saja.
- Pilihan Pribadi
Setiap individu pada dasarnya punya caranya sendiri untuk melakukan perawatan terhadap dirinya, kapan waktu yang tepat, dan dengan apa perawatan diri itu dilakukan.
- Kondisi Fisik
Pada saat sakit, terutama sakit keras, tentu kondisi fisik akan menurun, sehingga kemampuan untuk merawat diripun berkurang. Perlu bantuan orang lain untuk merawar diri.
Ketujuh faktor tersebut sangat memengaruhi hygiene seseorang. Pada masa pandemi seperti ini, sangat penting jika pemerintah mengampanyekan mengenai personal hygiene dan self-awareness. Kedua hal tersebut adalah hal yang paling dasar yang dapat dilakukan untuk memutus penyebaran virus COVID-19.
Synergy Solusi Indonesia member of Proxsis melalui Environment-Indonesia, membantu dalam mengembangkan kompetensi seorang dalam melakukan tugasnya terutama di bidang kesehatan dan lingkungan agar memenuhi target perusahaan dalam mewujudkan kesehatan karyawan dan keseimbangan lingkungan.
Sumber: https://www.kajianpustaka.com/