Penggunaan energi masyarakat Indonesia hingga saat ini masih bertumpu pada minyak bumi, sementara itu pasokan minyak bumi di Indonesia kian menipis dan diperkirakan hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan hingga tahun 2025. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM, Fx. Sutijastoto, yang diwakili oleh Verina J Wargadalam bahwa apabila kondisi tersebut terus dibiarkan tanpa adanya inovasi untuk menciptakan energi terbarukan, dikhawatirkan Indonesia akan mengalami krisis energi.
Ketersediaan energi secara berkelanjutan, kata dia, sangat penting untuk mendukung dan menggerakkan roda pembangunan nasional. Selain itu juga mempengaruhi upaya pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDGs) Indonesia.
“Energi mempengaruhi pencapaian 17 target MDGs baik secara langsung ataupun tidak langsung,” jelasnya pada seminar nasional “Potensi Energi Terbarukan dalam Agenda Sustainable Development Goal’s”.
Ia mencontohkan, dalam upaya menurunkan angka kematian pada anak, ketersediaan energi secara tidak langsung mendukung pencapaian upaya tersebut. Energi dibutuhkan untuk mendukung fasilitas layanan kesehatan seperti menghidupkan lemari pendingin tempat menyimpan vaksin untuk imunisasi anak.
Namun, di sejumlah daerah terpencil Indonesia masih belum teraliri listrik yang berdampak minimnya operasional fasilitas layanan kesehatan di wilayah tersebut. Karenanya ia menegaskan pentingnya peningkatan akses energi ke berbagai daerah terpencil untuk mendukung pencapaian MDGs.
Sementara itu terkait pencapaian MGDs Indonesia, Herry Seldadyo dari UNDP menyampaikan pencapaian target MGDS Indonesia baru mencapai angka 20,3 persen di tahun 2013. Pencapaian tersebut dalam hal penurunan angka kemiskinan, peningkatan rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki, penurunan jumlah kasus baru TBC, peningkatan penggunaan telepon selular, peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
“Target yang belum tercapai tetap akan dilanjutkan pemerintah setelah 2015 dalam agenda MDGs,” katanya.
Sedangkan Deendarlianto, Kepala Pusat Studi Energi UGM dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa pengembangan ekonomi daerah berbasis energi terbarukan dalam kerangka negara maritim perlu dilakukan. Adapun pengembangan energi terbarukan dimulai dengan riset dasar dan pengembangan riset berorientasi industri pada skala nasional.
“Pengembangan energi terbarukan harus didukung oleh segenap pemangku kepentingan negara,” kata Deendarlianto.
Ia menambahkan terkait pengelolaan energi di Indonesia, ia mendorong pemerintah untuk memperbesar peranan BUMN maupun BUMD. Selain itu Deendarlianto juga menegaskan pentingnya mengkaji kembali rantai manajemen suplai sumber energi terbarukan berbasis negara maritim. Hal tersebut harus dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan energi nasional dalam rangka menentukan skala prioritas pengembangan infrastruktur energi.
sumber : mongabay.co.id