Diet Kantong Plastik? Kondisi Lingkungan Membaik!

Peristiwa paus sperma yang mati terdampar di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara pada akhir tahun lalu menjadi titik balik kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi pemakaian plastik. Paus yang ditemukan dengan kondisi perut berisi hampir enam kilogram sampah plastik menjadi bukti nyata bahwa Indonesia sebagai produsen sampah plastik terbesar kedua setelah Cina, terutama sampah yang terbuang ke laut.

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan Gerakan Diet Kantong Plastik memperkirakan warga Jakarta rata-rata menggunakan 5,2 hingga 6,5-ton kantong plastik per hari. Fakta tersebut didukung oleh laporan sintesis yang dikeluarkan Bank Dunia tahun lalu, bahwa komposisi sampah kantong plastik di sungai Jakarta tergolong besar, yaitu 21.6%. Persentase yang cukup besar ini tidak mengejutkan karena kebiasaan warga membuang sampah dengan kantong plastik. Lebih parahnya, pemakaian kantong plastik di retail dan pasar, grosir, produk kemasan, bungkus antar makanan, sampah gelas plastik, alat makan plastik, sedotan plastik, air botol kemasan, dan styrofoam, diperkirakan mencapai 978 ton per hari.

Seiring dengan hasil riset yang menyatakan bahwa warga Jakarta ingin mengurangi pemakaian kantong plastik, Pemerintah DKI Jakarta setuju untuk merancang regulasi terkait sampah plastik ini.  Peraturan gubernur sejenis yang melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai baik di pasar modern atau tradisional kini tengah dirumuskan. Dalam rancangan aturan itu terdapat beberapa jenis tahapan sanksi yang dipersiapkan, mulai dari teguran, denda paksa sebesar Rp5 juta sampai Rp25 juta, hingga pencabutan izin usaha. Peraturan gubernur ini akan diresmikan dalam waktu dekat. Pemerintah DKI Jakarta mengakui bahwa mengatasi masalah sampah plastik membutuhkan proses yang cukup lama, tapi peraturan ini dapat menimbulkan multiplier effect, agar masyarakat terdorong untuk mengurangi konsumsi produk berbahan plastik lainnya seperti styrofoam, air botol kemasan dan sedotan plastik.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Isnawa Adji, menyatakan perilaku tersebut harus segera dimulai agar volume sampah plastik berkurang secara keseluruhan. Juru Kampanye Urban dari Greenpeace, Muharram Atha Rasyadi, mengatakan rancangan peraturan ini adalah awal mula yang baik untuk upaya mengurangi sampah plastik. Penerapan peraturan dan larangan pemakaian kantong plastik, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran (awareness) masyarakat.

Sejalan dengan hal tersebut, Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek mengajak masyarakat untuk menolak pemakaian plastik guna menjaga lingkungan agar tetap sehat. Nila menjelaskan plastik merupakan material yang tidak bisa hancur didegradasi dalam tanah dan mencemari lingkungan. Meskipun plastik dimusnahkan dengan cara dibakar, akan timbul masalah baru, yaitu pencemaran udara yang lebih justru lebih berbahaya karena asapnya mengandung zat karsinogenik. Menkes Nila mengungkapkan dirinya sendiri sudah mengurangi penggunaan kantong plastik saat berbelanja dengan membawa tas belanja sendiri dari rumah.

Langkah pembatasan kantong plastik ini juga telah dilakukan di beberapa kota seperti Balikpapan, Denpasar, Jambi, Bogor, dan Bali. Kota Balikpapan telah memulai peraturan yang melarang distribusi kantong plastik di gerai pasar modern sejak Juli tahun lalu.  Menurut Muharram dari Greenpeace, konsumsi kantong plastik di Balikpapan sudah berkurang hingga lebih dari 50 juta lembar. Menyusul kesuksesan kota Balikpapan, kota Bogor telah menerapkan aturan serupa pada awal Desember lalu. Walikota Bogor Bima Arya mengatakan sejak aturan diterapkan dan masyarakat berbelanja dengan kantong plastik ramah lingkungan, jumlah sampah plastik berkurang sebanyak 1,7 ton per hari.

Data-data tersebut menunjukkan bahwa bukan hal yang mustahil untuk mengurangi sampah plastik di Indonesia. Perlu adanya kerjasama antara masyarakat, pemerintah serta organisasi pro lingkungan agar terwujud kondisi alam yang lebih baik. Kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Langkah sekecil apapun dalam mengurangi pemakaian kantong plastik menjadi berarti jika dilakukan secara bersama-sama.

 

 

Sumber: Olahan penulis dari berbagai sumber (bbc.com, beritagar.id, indopos.co.id, republika.co.id)

Rate this post