Organisasi nirlaba penyelamat orangutan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, meyakini banyak orangutan dan hewan besar lain tidak mampu menyelamatkan diri dari kebakaran yang melanda hutan di Kalimantan Tengah belakangan ini.
Temuan sejumlah orangutan (pongo pygmaeus) dan beruang madu (helarctos malayanus) di kawasan permukiman menjadi petunjuk bagi dugaan ini.
“Kami memperkirakan selebihnya tidak mampu menyelamatkan diri dan ikut terbakar hidup-hidup di sana,” kata Koordinator Komunikasi BOSF Nyaru Menteng, Monterado Fridman.
Kebakaran hutan meningkat melanda Kalteng di pertengahan Agustus 2015. Kebakaran itu meluas dan mengakibatkan selimut asap yang puncaknya terjadi di September-Oktober 2015 ini.
Monterado mengatakan, BOSF menemukan empat orangutan dan satu beruang madu tersesat di permukiman selama puncak kabut asap terjadi. Tiga dari empat orangutan itu, terdiri dua bayi dan satu betina dewasa 11 tahun bisa diselamatkan. Sementara satu jantan orangutan dewasa dan satu jantan beruang madu masih dalam upaya evakuasi.
“Informasi terbaru setidaknya masih ada empat laporan lagi terkait orangutan masuk ke permukiman warga yang masih perlu diverifikasi lebih lanjut,” kata Monterado.
“Kami memperkirakan semua imbas dari kebakaran terhebat yang pernah terjadi dan yang paling luas kehancuran hutannya, dilihat dari lama dan asap yang terjadi,” kata Monterado.
Dengan banyaknya orangutan yang ditemukan di permukiman juga kebakaran hutan saat ini, Monterado memperkirakan populasi orangutan juga semakin menyusut cepat.
BOSF pernah mencatat, populasi orangutan di alam liar di tiga provinsi yakni Kalteng, Kaltim dan Kalbar mencapai 56.000 individu pada 2008. Jumlah terbanyak yakni 35.000 individu diperkirakan ada di Kalteng.
Namun seiring perjalanan waktu jumlah orangutan terus tergerus karena pembangunan dan pemekaran daerah, deforestasi atau perusakan hutan, hingga soal perburuan yang sempat marak di 2013.
“Kira-kira sekarang ini orangutan yang tersisa 30.000-40.000 individu yang hidup di alam liar di tiga provinsi itu. Sedangkan di tempat kami (BOSF Nyaru Menteng) saat ini ada 470 individu,” kata Monterado.
Kebakaran yang terus terjadi berulang tiap tahun juga menjadi ancaman besar bagi habitat mereka. Jumlah titik api yang terpantau satelit Terra&Aqua terdapat 2.714 titik api di seluruh provinsi di Kalimantan di 14 Oktober 2014 lalu.
Kisaran 56 persen atau 1,540 titik di antaranya diyakini sebagai titik api yang menyumbang kabut asap di Kalimantan yang belum padam hingga kini.
“Dan penyumbang terbesar kabut asap di Kalteng sendiri ada di Pulang Pisau,” kata Monterado.
sumber : www.kompas.com