Dampak Rantai Pasok Industri Pada Efisiensi Energi

Dampak Rantai Pasok Industri Pada Efisiensi Energi

Artikel

“Pengelolaan Rantai Pasok Industri Untuk Efisiensi Energi”, topik tersebut yang menjadi bahasan dalam diskusi panel 3 pada acara Synergy Solusi di Gedung Thamrin Nine pada 19 Januari 2023 kemarin dengan tema “Energy Efficiency for Energy Transition and Zero Emission”, acara yang digelar sangat mendapat apresiasi yang baik dari berbagai pihak mulai dari Dewan Energi Nasional, Kementerian ESDM, KEMENPERIN, Bappenas, Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI), serta lebih dari 30 industri yang mengikuti acara ini diskusi yang dimoderatori langsung oleh Hanny J. Berchmans, Vice Chairman MASKEEI.  

Pada sesi ini menghadirkan 3 pembicara utama dari beberapa para pimpinan perushaaan yang saat ini telah menerapkan efisiensi dan konservasi energi dan juga menjadi advicer bagi industri lainnya. Pembicara pertama oleh Lilik Unggul Rahardjo selaku President Director PT Solusi Bangun Indonesia. Lilik menyampaikan beberapa trategi untuk mengurangi emisi CO2 dari produksi semen yang dapat dilakukan diantaranya efisiensi energi yang salah satu caranya dengan membuat digitalisasi “Smart Plant”, beralih ke bahan bakar alternatif yaitu dengan pengolahan limbah industri menjadi bahan bakar dan bahan baku alternatif, inovasi pada teknologi seperti panel solar atau Hydrogen Injection Technology, dan mengurangi rasio klinker semen. Melalu startegi tersbeut PT SBI sendiri telah Menyusun roadmap berupa pengurangan emisi CO2 emission reduction 29% Pada 2030. 

Strategi-Strategi lain dalam program efisiensi juga disampaikan oleh Sabar Tirtomardani, selaku Business Development Specialist PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA) dalam materi yang disampaikannya. Sabar menyampaikan bahwa produk motor GESITS yang sudah berhasil diluncurkan sudah menghasilkan transaksi sebesar 11.915 kali dengan 45 unit Motor GESITS (2,3x charging/hari/motor) sejak 7 Februari–30 Mei 2022. WIMA juga telah mendukung infrastruktur dan ekosistem terintegrasi kendaraan listrik dengan membuat Battery Swap Station (BSS) dengan konsep Docking Battery Swap. Beliau juga menyampaikan bahwa WIMA juga memiliki 5 langkah dalam pemberdayaan rantai pasok terkait Electrical Vehicle (EV) diantaranya pengembangan R&D dan design, supply bahan baku, supply part yang komponen pembuatannya secara lokal, proses assembly, dan fokus pada sales, marketing & after sales-nya.  

Selanjutnya, materi yang dibawakan oleh Ir. Endro Hariyuwono, CPP selaku Board of Advisor Proxsis and Co yang sekaligus juga memperkuat dari program-program efisiensi energi yang telah disampaikan para dua pembicara sebelumnya dimana tak kalah pentingnya untuk pelaku usaha dari seluruh sektor industri dalam memperhatikan konsep sustainability melalui 3P (People, Planet & Profit) yang diangkat dari teori Elkington’s. 

sustainability concept melalui 3P (People, Planet & Profit) yang diangkat dari teori Elkington’s 

Endro juga menyatakan bahwa penting dalam melakukan konsep tersebut dengan melakukan life cycle assessment dan pengelolaan sistem manajemen kinerja aset yang dapat mengadopsi standar ISO 55001:2014.  

“Ini adalah kontrol dan tata kelola aset yang efektif untuk mencapai keseimbangan biaya, risiko & kinerja yang diinginkan. Manajemen aset mendukung realisasi nilai sekaligus menyeimbangkan biaya keuangan, lingkungan dan sosial, risiko, kualitas layanan, dan kinerja terkait aset”, ujarnya. 

  

Ditulis oleh: Isma Husni R  (HSE Expert with more than 10 years experience)

Rate this post