Pelatihan Teknik Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Berkelanjutan

PENGANTAR

Kegiatan penambangan menyebabkan perubahan bentang alam dan mengakibatkan kerusakan hutan. Konsekuensinya, lahan hutan yang telah selesai ditambang harus diupayakan untuk dikembalikan fungsinya (restorasi) agar mempunyai manfaat yang lestari dan berkelanjutan.

Kerusakan hutan yang semula kaya dengan jenis flora dan fauna, akhirnya menjadi lahan kritis atau hanya ditanami dengan jenis monokultur. Hal tersebut perlu mendapat perhatian serius bagi perusahaan pertambangan (pemegang KP) untuk menjadikan lahan pasca tambang menjadi lahan produktif dan berkelanjutan.

Oleh karena itu, upaya peningkatan pengetahuan tentang teknik-teknik reklamasi dan rehabilitasi hutan pada lahan bekas tambang (RHLBT) menjadi suatu kebutuhan bagi para pihak yang terkait dengan hal tersebut. Peningkatan pengetahuan staf departemen lingkungan (Environment) dan departemen lain terkait, diharapkan membuka jalan dalam peningkatan kualitas rehabilitasi dan pencapaian target sustainability pada lahan bekas tambang.

TUJUAN

Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang teknik rehabilitasi lahan bekas tambang berkelanjutan secara tepat dan optimal kepada staf dari departemen lingkungan di perusahaan pertambangan atau departemen lain yang terkait reklamasi dan rehabilitasi lahan bekas tambang.

MATERI PELATIHAN

· Tahapan Kegiatan Penambangan

Memberikan pengetahuan dasar kegiatan/tahapan pelaksanaan operasi penambang-an agar dapat menekan kerusakan lingku-ngan (Reduce Impact Mining) akibat penambangan dan mempermudah kegiatan rehabilitasi lahan selanjutnya.

· Dasar Hukum Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang

Mendasari tindakan rehabilitasi berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh Kementrian Kehutanan dan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dengan demikian peserta memahami target, tujuan dan syarat-syarat rehabilitasi lahan bekas tambang.

· Teknik Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang

Dasar-dasar rehabilitasi dimulai dari penanganan dan pengelolaan tanah pucuk, teknik persiapan lahan, penanganan erosi dan sedimentasi, perbanyakan bibit, persemaian dan penanaman serta pemeliharaan tanaman. Evaluasi dan monitoring tanaman juga dibahas secara rinci dan detail.

· Pemanfaatan Bio-engineering Untuk Percepatan Rehabilitasi Lahan

Penggunaan mikorisa untuk mempercepat pertumbuhan tanaman pada areal rehabilitasi akan diajarkan dengan teknik-teknik sederhana dengan pengkayaan kandungan mikorisa setempat.

· Teknik Silvikultur Yang Cocok dan Adaptif

Mengembalikan ekosistem hutan yang telah rusak perlu teknik silvikultur tertentu yang tepat dan sesuai dengan kondisi lahannya. Teknik pemanfaatan pupuk organik, kompos, pengumpulan bibit setempat baik dari cabutan, puteran maupun stek sampai sistem penanaman akan diajarkan.

· Penguatan Kelompok Usaha Masyarakat.

Penyertaan masyarakat sekitar di wilayah pertambanagan menentukan keberhasilan usaha rehabilitasi dalam jangka panjang, Oleh karenanya, peningkatan pemahaman tentang cara berusaha yang sesuai potensi daerah dan budayanya baik secara individu, kelompok atau dalam wadah koperasi perlu ditingkatkan melalui pelatihan dan praktik riil di lapangan.

Instruktur

DURASI:

3 (Tiga) Hari

Tempat pelatihan dapat dilakukan di dekat lokasi areal tambang maupun di luar lokasi tambang. Hal ini dapat disesuaikan dengan tema reklamasi dan fokus peserta.