7 Pencemaran Laut dan pesisir

Janganlah air yang sudah bersih ini dikotori oleh limbah sayangilah

Sebenarnya sudah banyak Himbauan agar kita tidak melakukan kegiatan yang bersifat mencemari laut, bahkan dari dulu sampai sekarang kita selalu dihimbau untuk tidal mengulanginya, tetapi tetap saja terkadang masih ada yang melakukan hal yang demikian. Bahkan masih banyak ditemui dimana-mana, dan sulit agar mereka bisa sadar. Banyak juga orang tidak peduli dengan pencemaran laut mungkin karena volume air laut yang besar, dan kemampuannya mengencerkan segala jenis zat asing sehingga hampir tak menimbulkan dampak sama sekali. Oleh karena itu laut dianggap sebagai tempat pembuangan limbah. Namun, syukur juga karena pandangan tersebut sudah mulai berubah dan berangsur-angsur. Hal itu disebabkan antara lain karena limbah yang dibuang ke laut semakin lama semakin banyak dan dalam konsentrasi tinggi, sehingga akibat pencemaran lingkungan pada skala lokal terjadi. laut juga perlu dijaga, dan kita juga tidak diperbolehkan membuang limbah sembarangan di laut, sebab Apabila pembuangan limbah ke laut secara terus menerus dilakukan, maka ditakutkan akan terjadi dampak global dari pencemaran laut.

Pengalaman beberapa tahun sebelumnya juga bisa menjadi pelajaran yang berharga, dan Kesadaran akan bahaya pencemaran laut dimulai ketika terjadi kebocoran kapal tanker pengangkut minyak mentah dalam jumlah besar, yang antara lain terjadi di perairan Perancis tahun 1978. Pencemaran minyak mentah juga terjadi pada kecelakaan dan kebocoran instalasi pengeboran minyak lepas pantai, sebagaimana juga yang pernah mencemari sebuah tempat di Teluk Meksiko, terjadi pada tahun 1979. Sampai sekarang juga telah ratusan kejadian kapal tanker yang sering pembawa minyak dan terjadi kebocoran kapal di lautan, kemudian juga ditambah dengan berbagai kecelakaan pada pengeboran minyak lepas pantai, telah menumpahkan berjuta ton minyak mentah ke lautan di bumi. Selain itu, pencemaran minyak yang terhitung bervolume kecil, namun cukup akumulatif, juga terjadi dari pencucian dan tumpahan kecil dari lalu lintas laut dan pencemaran sungai yang mengalir ke laut.

Minyak mentah mengandung ribuan komponen yang berbeda-beda berat molekulnya, berwarna coklat gelap, dan merupakan cairan kental yang berbau menyengat, yang terutama terdiri dari hidrokarbon, beberapa kandungan sulfur, dan sedikit logam seperti vanadium dan nikel. Kebanyakan hidrokarbon memiliki berat jenis yang lebih ringan daripada berat jenis air laut sehingga sebagian besar tumpahan minyak akan mengapung di permukaan. Tumpahan yang mengapung di permukaan tersebut akan mencakup luasan yang cukup besar sehingga akan menganggu aktivitas fitoplankton dan hewan laut lainnya. Selain itu, tumpahan minyak juga mencelakakan burung air, karena sayap mereka menjadi lengket terkena minyak. Pada kasus tumpahan minyak di pantai Perancis, selama beberapa hari kemudian lebih dari sejuta burung mati akibat pencemaran tersebut. Sebagian dari hidrokarbon yang memiliki berat jenis lebih besar dari air akan tenggelam, dan bersama-sama dengan komponen logam akan mengendap di dasar laut. Endapan tersebut akan berdampak buruk pula bagi organisme laut lainnya.

Apabila minyak mentah dipanaskan sampai 100�C, sekitar 12% dari volumenya akan terbakar. Bila dipanaskan sampai 200�C, jumlah yang terbakar bertambah lagi 13%. Sebesar 25% diduga merupakan fraksi yang mudah berubah yang akan menguap dari tumpahan di laut dalam beberapa hari. Sisa tumpahan minyak akan dimetabolisme oleh bakteri secara perlahan, dan sebagian lagi akan menguap secara perlahan pula. Setelah kurang lebih 3 bulan, maka semua materi yang dapat menguap akan menguap, dan materi yang akan termakan sudah termakan atau masuk ke dalam rantai makanan. Sisa yang persistem, yang tertinggal di lautan berupa residu aspal, yang kurang lebih sebesar 15% dari seluruh volume tumpahan minyak. Sisa tersebut akan terus berada di lautan di bumi ini berupa gumpalan lengket berwarna pekat.

Selain tumpahan minyak, pencemaran di laut juga dapat berupa plastik yang tidak terdegradasi secara biologis seperti polystirine yang digunakan sebagai wadah pengemas makanan. Jumlah limbah ini semakin lama semakin besar, dan hingga sekarang belum diketahui pasti dampak lingkungannya secara jangka panjang, selain dampak estetikanya yang sudah jelas merugikan. Pencemaran laut yang lainnya terjadi pula dari buangan zat kimia limbah pabrik yang dibuang ke sungai dan mengalir ke laut. Pembuangan tailing atau ampas sisa kegiatan penambangan ke laut juga menyebabkan pencemaran, karena tailing yang seharusnya mengendap di dasar laut dapat terbawa ke permukaan laut dengan adanya pembalikan arus dari bawah laut. Karena tailing tersebut mengandung logam berat yang berbahaya seperti mercuri, maka dampak lingkungan yang merugikan akan bersifat akumulatif di seluruh rantai makanan. Kasus pembuangan tailing tersebut telah terjadi di Teluk Buyat, Sulawesi Utara.

(http://www.pritchettcartoons.com/images/plastic.gif)
Sumber:
Ilmu pengetahuan Dasar tentang Lingkungan
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ling1111/penc-lautpesisisr.htm

Rate this post