Masih banyak pihak yang meragukan pemerintahan Presien Joko Widodo (Jokowi) mampu membangun pembangkit listrik sebanyak 35.000 megawatt (MW). Apalagi harus diselesaikan dalam lima tahun ke depan, bagi sebagian orang menganggap hal tersebut terlalu ambisius.
Tapi, kenapa harus 35.000 MW? Kenapa harus sebanyak itu dalam 5 tahun? Berikut penjelasan Menteri ESDM Sudirman Said , Selasa (1/9/2015).
“Mengapa harus dibangun 35.000 MW? Karena saat ini ada 8,5 juta rumah tangga, 2.519 desa, dan 136 kecamatan belum memperoleh akses listrik,” kata Sudirman.
Apalagi sebagian besar yang menikmati listrik saat ini, kata Sudirman tidak bisa menikmati secara maksimal, konsumsi listriknya rendah karena pasokan listriknya pas-pasan, alias byar-pet.
“Bagi yang sudah memperoleh akses listrik pun, tingkat konsumsi listrik per kapita Indonesia hanya seperlima dari Malaysia, atau sepersepuluh dari Singapura,” kata Sudirman.
Apalagi saat ini kapasitas terpasang listrik di Indonesia baru 53.000 MW, kapasitas ini masih sangat pas-pasan untuk negara sebesar Indonesia.
“Lebih baik kita over investment. Jangan membiarkan kejar tayang terjadi dalam urusan ketenagalistrikan kita,” tutup Sudirman.
Sumber : detik.com